Selasa, 22 Januari 2013

Ibu Suri

Teruntuk Ibu Suri, @deelestari
Selamat hari selasa, Ibu suri.

Khawatir jika aku mengucapkan selamat pagi, tapi kamu membacanya saat siang, jika aku mengucapkan selamat siang, tapi kamu membacanya saat malam dan begitulah seterusnya. Aku pun khawatir jika surat yang begitu sederhana ini tidak sempat kamu baca. Tapi, tenang. Aku menulis surat ini bukan hanya untuk kau baca ibu suri. Aku hanyalah salah seorang dari ribuan bahkan jutaan pengagum semua tulisanmu, aku hanyalah seorang remaja yang sedang tergila-gila dengan dunia tulis menulis di era nya.

Ibu suri, surat ini pasti akan berlabuh di tab mentionmu, tapi aku tidak dapat memastikan apakah kau akan berniat membuka lalu membacanya sampai kalimat terakhir. Jika boleh berbicara jujur, aku ingin sekali bertemu langsung denganmu ibu suri. Aku akan bercerita sedikit banyak tentang kegilaanku pada semua tulisanmu, tentu saja jika kau berkenan.

Pertama kali aku membaca sebuah karyamu, melalui buku pinjaman dari seseorang. Tanpa perlu berlama-lama aku langsung jatuh hati pada ceritamu, gaya bahasamu, dan bagaimana kamu mendeskripsikan sebuah karakter. Aku membaca habis hingga halaman terakhir, bahkan berulang kali aku membacanya. Lalu, karena saat itu aku masih sekolah, aku mengumpulkan uang jajanku untuk membeli sebuah novel yang kau tulis. Saat itu aku membeli novel perahu kertas, dan aku menemukan sosok yang sama persis dengan diriku. Melihat sosok Kugy aku seperti sedang bercermin. Kemudian, sejak saat itu aku menggolongkan diriku menjadi aDEEction. Mungkin kau tahu persis, berapa harga novel-novelmu yang tebal itu. Bukan harga yang murah bagi para pelajar dengan uang saku yang seadanya. Aku menyisihkannya sedikit demi sedikit hanya untuk membeli satu paket buku novel seri supernova (KPBJ, Akar, Petir dan Partikel) aku membacanya sampai halaman terakhir, dan aku menunggu novel lanjutan dari Partikel ya ibu Suri.
Aku hanyalah salah seorang penggemar karyamu yang memiliki sebuah mimpi besar, aku adalah seorang remaja yang sangat gemar menulis, begitupun dengan membaca. Dan aku banyak belajar dari seluruh karya mu yang aku baca berulang kali. Aku kagum dengan caramu menyampaikan cerita dengan hanya memakai satu kejadian sederhana, aku kagum dengan caramu merangkai dan menghiaskan kata-kata menjadi kisah yang tak terduga. Aku kagum dengan caramu membuat sebuah karakter dengan sedemikian berbeda dari yang lainnya. Aku kagum padamu, Ibu Suri.

Ibu Suri, aku ikut berbahagia dengan beberapa karyamu yang di angkat menjadi sebuah film layar lebar, Terutama Perahu Kertas yang mendapat respon sangat baik dari masyarakat. Dan kini, sebentar lagi Dua novelmu akan menghiasi film layar lebar di Indonesia, yakni Madre dan Rectoverso. Aku mengucapkan selamat dan semoga mendapat respon yang baik dari masyarakat Indonesia.

Ibu Suri, aku memberi sedikit saran, Kalau bisa dan di kala ibu Suri memiliki waktu senggang, sempatkanlah membuat acara gathering atau meet & greet dengan Ibu Suri, disertai dengan acara memberikan tips tentang tulis menulis dan menerbitkan novel. Aku yakin, banyak para aDEEction sudah menunggu-nunggu acara seperti itu. Dan pasti, banyak sekali yang berminat untuk mengikuti acara tersebut. Termasuk aku, yang selama ini menunggu waktu yang tepat untuk bertemu Ibu Suri. Acara yang bermanfaat bagi seluruh orang yang berminat untuk menerbitkan karya nya seperti Ibu Suri. Semangat menulisku semakin besar setelah menemukan karya-karya Ibu suri. Bolehkah aku menyebut Ibu Suri dengan sebutan Mother of my inspiration? Ibu Suri, sepertinya surat ini terlalu panjang, khawatir nanti akan menghabiskan waktu Ibu Suri saat membacanya. Aku sudahi saja surat kali ini, nanti jika takdir mempertemukan kita, aku akan lebih aktif untuk bertanya tentang segala hal yang ada dalam benakku selama ini.

Peluk dan cium untuk Ibu Suri, Dewi Lestari.



Dari salah satu Agen Neptunus.

Talitha Brantya



#30HariMenulisSuratCinta

#9

Tidak ada komentar: