Senin, 14 Januari 2013

Teruntuk Sang Pembuat Luka

Hai, kamu. Apa kabar?
Masihkah kamu mengingatku?
Seseorang yang pernah kau kecewakan dulu.
Seseorang yang pernah bertahan ditengah keraguan.

Sekedar kamu tahu saja, kabarku disini baik.
Jauh lebih baik dari saat bersamamu.
Ternyata kesendirianku ini tidak seburuk yang kutakuti.
Aku berhasil menyembuhkan luka hati.
Dengan cepat, tanpa perlu mengorbankan satu hati yang lainnya.


Aku tahu, kamu sudah mulai menyesali semua perbuatanmu.
Tapi, maaf.
Jika kau kembali datang, aku tak mungkin lagi menyambutmu dengan riang.
Karena nyatanya, kini kehadiranmu tak lagi berharga.

Satu yang perlu kamu ketahui, aku sudah semakin mengerti untuk tidak menyakiti diri sendiri dengan menerima mu kembali.
Dulu kamu membuat satu luka yang tak terlihat, butuh waktu cukup lama untukku menyembuhkannya seorang diri.

Dan kau, selalu bertindak seolah tidak pernah memberi luka di relung hati.
Hanya karena sedang tidak terlihat berdarah, bukan berarti sedang tidak terluka, kan?
Aku tak pernah menyesali adanya takdir yang pernah mempertemukan kita



Aku hanya menyayangkannya, mengapa pertemuan itu justru menyisakan luka? Padahal yang kuharapkan adalah akhir yang bahagia.
Kini kau datang lagi.
Apa kamu kembali hanya untuk melihat seberapa sakitnya aku ketika kamu pergi?
Aku telah mati rasa.
Dihatiku tidak tersisa sedikitpun ruang dan cinta untuk seseorang yang pernah mengukir luka didalamnya.
Pergilah, karena kehadiranmu tak lagi berharga.


#30HariMenulisSuratCinta
#1

Tidak ada komentar: