Rabu, 29 Agustus 2012

Tentang Luka...


Aku akan pergi.
Mulai kini, Jangan cari aku lagi.
Aku tahu, Tanpa ku minta itu, kamu pun sudah melakukannya.
Mengabaikan rasa.
Rasa yang dulu pernah kuat kita pertahankan bersama.
Rasa yang dulu ada, melekat dalam diri kita.
Namun kini, Takkan lagi ada kata "kita"
Hanya ada kamu dan aku.
Atau bahkan tidak ada sama sekali.

Aku lebih memilih sendiri untuk diam.
Aku lebih memilih menyelamatkan hati, dan menjaga nya seorang diri.
Tanpa bantuan mu.
Tanpa hadirmu.
Entah, apakah ini yang sebenarnya dari dulu aku butuhkan.
Entah, apa yang dari dulu aku coba pertahankan.
Bukan cinta.
Aku hanya mempertahankan karena aku belum siap kehilangan.

Hati kita pernah sama-sama rusak.

Senin, 27 Agustus 2012

Maaf

Untuk kamu, yang dulu pernah masuk ke relung hati.
Menguasai seluruh jiwa, pikiran dan benak.
Mengekang rindu demi waktu.
Mengekang sendu di antara pilu.
Menggenggam erat jemariku.

Untuk kamu yang membuat tetes air mata pernah jatuh tak beralaskan.
Entah itu pilu atau haru.

Untuk kamu yang membuat jantung ini berfungsi dua kali lebih cepat dari biasanya, ketika kamu menatap kedua mataku dengan tatapan setajam pisau.

Untuk kamu yang membuat rahang ini seketika menjadi kaku, bibir ini menjadi bisu.
Ketika kamu mengungkapkan rasa yang sedemikian indahnya.

Untuk kamu, yang pernah menggenggam erat jemari, dan berjanji tak akan pernah pergi.
Namun, kau kini pergi tak pernah kembali, tanpa menoleh ke belakang walau hanya sekali.

Untuk kamu, yang pernah mengecup kening ini di bawah teriknya matahari dan di bawah sinarnya rembulan di malam hari.

Untuk kamu, yang pernah menghapus air mata ku yang mengalir hangat di pipi. Kemudian berbisik "Aku nggak akan membiarkan kamu menangis" Tapi justru kini kamu menjadi alasan untuk jatuhnya bulir bulir air mata ku.

Untuk kamu yang pernah memeluk ku erat, melampiaskan rindu.
Hingga kini aku masih bisa rasakan hangatnya jatuh dalam dekapan pelukmu.

Untuk kamu, yang pernah membuat aku terdiam dalam luka, membisu karena cemburu.
Dan membuatku merasa tidak di inginkan kehadirannya, Begitu pun sebaliknya.

Terima kasih.

Aku menjadi tegar.
Aku menjadi lebih tau, mana cinta yang palsu.
Mana yang hanya di bibir, mana yang sesungguhnya mengalir.
Mana yang kau rasa, mana yang telah mati rasa.
Aku tau.
Bayangan siapa yang sesungguhnya ada di matamu.
Terima kasih kamu, karena pernah menjadi salah satu alasan untukku terus bertahan.
Karena pernah membiarkan aku merasa, bagaimana rasanya di cintai, bagaimana rasanya di butuhkan dan di ingingkan kehadirannya. Begitupun sebaliknya.
Terima kasih kamu, sering kali kamu mencoba melatih kesabaranku.
Terima kasih, kini aku berdiri dengan tapak kaki yang lebih kuat.
Dengan segala pengalaman dan pelajaran tentang sakit hati yang pernah kamu beri.


Currently Listening : Ecoutez - Maafkan (Tak Sempurna)