Sabtu, 26 November 2011

Aku Merindukan Semua Tentangmu, Mama

Pagi ini aku dibangunkan dengan sebuah keributan lagi. Aku rindu dibangunkan dengan kata-kata mu bunda... Bukan dibangunkan dengan cara seperti ini.
Aku rindu saat-saat seperti dulu, saat dimana aku dan mama hanya tinggal berdua. Rasanya tenang, tak pernah ada keributan seperti ini.
Aku rindu, dimana setiap pagi aku harus ke sekolah, mama selalu menyiapkan sarapan pagi untukku, bahkan menyuapkan nya padaku.
Aku rindu, saat mama menyisirkan rambutku, saat ia berkomentar tentang penampilanku jika aku mau pergi kemana pun.
Aku rindu, makanan kesukaan ku yg mama masak sangat spesial, dan tidak pernah aku menemukan makanan seenak itu di hotel atau restoran paling mahal sekalipun.
Aku rindu, masakan mama. Makanan kesukaanku, udang balado dan tumis kangkung.
Aku rindu, celotehan mama, omelan kecil mama terhadapku.
Aku rindu, semua sms nya saat aku pulang kerumah agak terlambat.
Aku rindu, semua hal kecil yg mama lakukan.
Aku merindukan semua tentangnya

Selasa, 22 November 2011

Memori Di Masa Lalu #2

"gua pengen cari pacar sekaligus calon suami yg hebat ah kayak bokap gua".
beberapa anak perempuan pasti membanggakan ayahnya, iya. Itu emang nggak salah, itu wajar. Bahkan banyak dari anak perempuan yg pengen punya pacar ataupun suami nya nanti kayak pribadi ayahnya. Tapi apa kabar nya dengan aku?
memori memori di masa lalu yg sampai detik ini masih terekam dan tersimpan rapih didalam ingatan sering banget ke rewind. kadang suka ada perasaan 'benci' klo inget itu semua, nyakitin. Mungkin ini yg bikin aku lebih milih tinggal sama mama dari pada sama papa dulu.
Mungkin dulu aku masih terlalu kecil buat ngerti urusan orang dewasa, urusan mama dan papa. Tapi semakin kesini, semakin aku dewasa aku juga semakin ngerti. Dan sekarang bener-bener ngerti. Klo dugaan aku dari dulu emang nggak pernah salah.
Memori di masa lalu itu yg bikin aku sekarang terlalu menjadi 'pemilih' buat hal pacaran. Nggak mau sembarangan dan asal pilih aja. Tepatnya nggak mau memori di masa lalu itu nanti nya akan menimpa aku langsung.
Entah kenapa, sampai sekarang aku nggak habis pikir sama seorang laki laki yg sampai hati buat melukai hati perempuan, apalagi sampai melukai fisiknya.
Beberapa tahun yg lalu di depan mataku, aku jadi saksi pertengkaran mereka.
Dimana saat papa memukul mama, membanting semua perabotan rumah. Dari mulai vas bunga, gelas, piring, sampai kipas angin pun berterbangan didalam rumah.
Aku hanya menangis dan mendekap mbak ida (pengasuhku saat itu). Kejadian itu tidak berlangsung sekali dua kali saja.
Mungkin klo di ingat-ingat aku melihat kejadian menyakitkan itu saat aku belum lancar membaca, saat aku masih belajar di taman kanak kanak. Memori itu sudah berlalu berbelas-belas tahun yg lalu. Namun entah mengapa. Kejadian itu yg paling aku ingat, yg paling sering terlintas di pikiran ku.
Mungkin itu yg sekarang menjadikan ku perempuan yg nggak lemah.
Yg memegang sabuk biru di pencak silat, itu mungkin yg menjadikan aku tumbuh menjadi anak yg agak terlihat 'tomboy' dan lebih berhati-hati dalam memilih teman dekat laki-laki. Apalagi untuk menaruh hati pada laki-laki.
Aku tidak mau salah pilih, dan kejadian yg di alami mama pun terjadi lagi pada ku.
Sampai kapan pun, memori di masa lalu yg satu ini akan terus menghantui pikiran ku...

Memori Di Masa Lalu #1

Dulu, Aku hanya bisa diam.
Ketika teman-teman ku bercerita tentang keharmonisan keluarganya. Tentang bagaimana mereka sekeluarga makan bersama, pergi bersama.
Namun, aku menceritakan sebaliknya. Aku bercerita bagaimana aku dan mama ku selalu kompak, jalan-jalan ke mall dengan memakai baju kembaran, atau sekedar untuk saling sibuk membaca buku di toko buku, mama ku membaca buku tentang masakan dan aku membaca buku buku yg aku suka.
Sekarang? Aku hanya bisa diam.
Ketika teman-teman ku menceritakan keharmonisan keluarganya, atau ketika mereka menceritakan bagaimana bahagia nya ia masih memiliki seorang mama.
seorang mama yg bisa diajak jalan-jalan ke mall, yg bisa mengajarkannya masak, atau untuk sekedar bercerita tentang labilnya masa masa remaja seperti jatuh cinta.
Tapi, untuk hal yg terakhir ku sebutkan tadi, untuk sekedar bercerita dengan mama.
Sebenarnya aku pun masih sering bercerita dengan mama, walaupun hanya bercerita di hadapan foto nya atau di depan makam nya saja. Walaupun semua yg ku ceritakan tidak pernah di tanggapinya. Tapi entah mengapa aku terus bercerita semua yg ku alami pada mama. Aku meyakini dalam hati ku pribadi, mama pasti bisa denger semua yg aku ceritakan. PASTI. Mama juga pasti bantu kasih solusi, cuma aja, mungkin ga lewat kata-kata. Tapi langsung ke perbuatan. Mama pasti bantuin aku setiap aku melangkah dan nyelesain semua masalah.
Mungkin beberapa orang nganggep ini nggak wajar, apalagi klo ada orang yg waktu itu lihat aku bawain bunga mawar merah ke makam saat ulang tahun mama sambil nyanyiin lagu selamat ulang tahun di depan makam mama. mungkin ada yg bilang aku gila. Tapi nggak peduli apa kata orang. Toh mereka yg beranggapan seperti itu mungkin belum ngerasain rasa kehilangan yg begitu mendalam seperti apa yg aku rasain sekarang.

Aku Ingin Terus Berada Dalam Tidurku, Selamanya...

Sudah 2 hari ini aku terbaring lemah di atas tempat tidur kesayanganku.
Suhu tubuhku naik turun, kepala ku terasa berat sekali. Mungkin aku kelelahan setelah menjadi panitia di acara ulang tahun sekolah.
aku tertidur seakan aku terbius, lelap sekali.
Aku bermimpi. Didalam Mimpiku, Aku melihat sesosok wanita hebat yg telah melahirkanku.
iya, MAMA.
lagi lagi dia..
selalu saja da..
Didalam mimpiku, seolah-olah seperti ada didalam kehidupan nyata, dimana latar kejadian mimpi itu sama persis didalam sebuah kamar, kamar tidurku.
Aku tertidur diatas pangkuannya, mama masih memandangi wajahku terus selama mata ku terpejam, sambil terus membelai rambutku. tiba-tiba aku membuka mata.. mama langsung menyapa ku dengan hangat "de, badan kamu panas lagi nih, tenggorokannya sakit nggak? mama bikinin teh manis panas ya?". belum sempat aku menjawab mama sudah melangkah ke dapur, dan tak lama kemudian ia kembali dengan membawakan secangkir teh manis panas. lalu menyuapiku sesendok demi sesendok teh manis panas itu.yang aku ingat, dulu saat mama masih ada, setiap hari sebelum aku berangkat sekolah. mama selalu melakukan hal yg sama seperti ini padaku.
mama masih saja menatapku dalam-dalam, wajahnya masih sama seperti dulu, tidak ada yg berubah.. hanya saja kali ini wajah mama terlihat lebih bersinar dibanding biasanya, senyuman mama masih manis seperti dulu. masih terasa hangat.
tiba-tiba saat mama masih menyuapkan beberapa sendok teh manis panas, mama menerima telepon entah dari siapa. raut wajahnya yg tadi nya gembira sekejap berubah menjadi datar setelah menerima telpon tersebut, aku melihat sedikit kekecewaan di wajah mama.
lalu mama langsung berpamitan padaku "de, mama ada urusan sebentar ya, nggak lama kok bentar lagi juga balik lagi. kamu mau mama bawain makanan apa?"
itu pertanyaan yg sangat sering mama lontarkan saat meninggalkan ku dikala ku sakit.
aku menjawab "iya, jangan lama-lama ya ma, bawain apa aja deh terserah mama"
aku juga tidak mengerti kenapa aku menjawab demikian, sejujurnya dalam hatiku aku tidak ingin mama pergi lagi. namun sepertinya bibirku mengucapkannya secara otomatis tanpa bisa aku kendalikan.
mama pun akhirnya berjalan keluar dari kamarku.
aku kembali tidur. dan saat aku terbangun. aku tersadar bahwa itu hanya mimpi...
Sungguh, mimpi itu seperti nyata. aku menyesal kenapa aku bangun dari tidurku terlalu cepat?
kenapa aku tidak tertidur lebih lama lagi?
kenapa aku tidak terus berada dalam tidurku?
agar aku bisa lebih lama lagi bertemu mama,
agar aku bisa lebih lama lagi menghabiskan waktu dengannya.
ya tuhan, aku rela terus berada dalam tidurku jika yg aku mimpikan adalah mama.
Aku ingin terus berada dalam tidurku, selamanya. jika selamanya pun aku bisa terus bersama dengan mama.

Rabu, 16 November 2011

Ask and Answer #1

saya akan menjawab beberapa pertanyaan yg masuk ke email saya. Berikut diantaranya :

- Ask : "talitha, kenapa sih kok isi blog nya tentang mama lo semua?nggak ada ide lain ya?"
- Answer : "karna sudah saya postingkan juga ya, di postingan saya yg judulnya INSPIRATION. Ibu saya adalah inspirasi terbesar dan terhebat saya :) "


- Ask : "lo kelihatan tegar dan kuat banget setelah di tinggal pergi nyokap lo, apa sebenarnya lo nggak sedih?atau lo malah seneng?"
- Answer : hahahaha, saya belajar tegar dari kehilangan. Saya rasa ga ada 1 orang pun yg merasa senang saat ditinggal ibu nya untuk selamanya, sedih pasti ada, namun saya ga mau berlarut larut :) "


- Ask : "apa yg bikin lo sekuat ini?bagi-bagi tips dong buat semua yg pernah ngerasain hal yg sama kayak lo"
- Answer : "okeee hehe, yg bikin saya sekuat ini ya tetap 1. Yaitu almh. Ibu saya. Saya yakin dengan saya berlarut larut dalam kesedihan malah justru akan membuat belau sedih dan tidak tenang disana. Jadi saya berusaha ikhlas dan merelakan kepergiannya :) "


- Ask : "mana katanya mau bikin buku novel?ngomong doang kali"
- Answer : wah haha saya ga mau terlalu buru-buru, karna saya nulis pakai hati, bukan pake deadline yg di iming imingi sesuatu. Saya mau novel pertama saya yg terbit nanti bukan hanya bisa menghibur pembaca nya saja, namun juga bermanfaat. Saya mau semuanya tertata dengan rapih sesuai yg saya impikan :) "


Sudah dulu ya hehe, terima kasih yg sudah bertanya melalui email. Seperti yg diminta saya tidak menyantumkan nama dan alamat email si penanya itu.
Untuk yg ingin bertanya lagi atau share tentang hobi menulis atau pun masalahnya bisa langsung ke (im.alig@yahoo.com) terimakasih :)

Belajar Tegar dari Kehilangan

Sebelumnya, saya menulis postingan ini tanpa pernah bermaksud menggurui apalagi mengajarkan arti hidup ini. Saya hanya ingin berbagi pengalaman. Teruntuk sahabat saya Wina, Keluarga dari tissa khususnya mbak acha (kakak kandung tissa) dan untuk semua orang yg pernah merasakan pedihnya kehilangan seorang yg sangat kita cintai.

aku sendiri pribadi, pernah merasakan bagaimana pedih dan sakitnya kehilangan seorang yg saya cintai, apalagi itu seorang ibu. apalagi selama hampir 9 tahun aku hanya tinggal bersama mama, tepatnya setelah kedua orang tua ku memutuskan untuk berpisah. Aku hanya tinggal bersama mama berdua saja. terbayang kan?apapun yg ku lakukan pasti bersama mama, pergi kemana pun juga bersama mama, bahkan tidur pun sekamar sama beliau. Sampai tiba tiba suatu hari kesehatan mama mulai ambruk, namun berbeda dengan almh.tissa dan alm.ayahnya wina yg memang sudah terbaring dirumah sakit lebih lama. Mama ku tidak sampai 24 jam di opname dirumah sakit. Bahkan saat hari rabu jam 5 sore mama di bawa ke UGD, mama masih bisa dan kuat naik ke atas kasur diruang UGD untuk di infus, mama pun masih sadar, hanya saja saat itu mama terus berlinangan air mata sambil memegangi perutnya dan berkata "mama ga kuat, udah ga kuat" entah berapa banyak air mata yg terus keluar dan mengalir di pipiku, yg ku tau, tadi pagi mama masih membuatkan sarapan untukku, bahkan ia menyuapi ku dan menyisir rambutku, namun tiba-tiba saat aku pulang, mama sudah terkulai lemas tak berdaya di kamar, dengan banyak orang di rumahku. Sore nya saat mama sudah di tempatkan di ruang rawat inap mama pun masih sadar, hanya saja mama sudah tidak banyak bicara. Jam 20.00 aku pamit pulang, karena besok aku harus sekolah, malam itu kakakku yg menjaga mama. Saat berpamitan sama mama, rasanya pengen banget meluk mama dan cium kening juga kedua pipi nya. Tapi entah, kenapa saat itu aku tidak melakukannya, mama bilang "ade besok sekolah aja, pulang sekolah langsung kesini ya temenin mama" ucap mama terbata bata, dan ternyata itu ucapan terakhir mama padaku. Esok hari nya saat aku sedang menyiapkan seragam sekolah, kakak ku telpon bilang bahwa mama napasnya sudah sesak, udah di pindahin diruang ICU. Seluruh keluarga langsung ke rumah sakit. Dan saat aku sampai di ruang ICU. Mama napasnya lagi di pompa sama 3 suster disana, kaki nya sudah dingin dan kaku. aku terus membacakan "la illaha ilallah" di telinga nya sambil masih terisak tangis. Aku masih mencium aroma dan desahan napas mama saat membacakan doa di telinga nya. Namun saat aku membacakan mama yasin. Tiba-tiba suster bilang "ibu ini udah nggak ada" aku tersontak, lalu menangis dan menjerit. Ini terlalu cepat untukku.. Apalagi seminggu sebelum mama meninggal, mama baru saja merancang perayaan ulang tahunku ke 17 secara kecil-kecilan. Setelah mama meninggal dokter baru bilang bahwa mama meninggal karna pembengkakan liver dan kantong empedu nya sudah pecah. Akhirnya setelah mama meninggal aku tinggal bersama papa, kakak laki laki ku dan kakek nenek.

Aku menjalani masa-masa berat ku. Menjalani hari hari ku yg dulu selalu bersama mama kini hanya sendiri. Aku sampai muak dan bosan mendengar kata "sabar ya tha" yg di ucapkan setiap orang padaku.
namun pelan-pelan aku pun mengikhlaskan dan merelakan kepergian mama.
Mungkin ini yg terbaik untuk almh. Mama ku, alm. Ayahnya wina dan almh. Tissa.
Mungkin kita semua akan lebih sedih dan tidak tega melihat mereka terus terusan merasakan penyakitnya dengan begitu banyak alat alat aneh yg menempel ditubuhnya.

Mereka selalu ada di dalam hati kita, mereka pun terus menemani dan menjaga kita. Hanya saja alam kita dan mereka yg berbeda. Membuat kita tidak bisa melihat mereka secara langsung seperti dulu.
Kini yg mereka butuhkan hanya doa yg tidak pernah putus kita lantunkan untuk mereka. Dan juga kesucian dan keikhlasan hati untuk melepas dan merelakan kepergian mereka.

Selamat jalan.
Semoga kalian senantiasa sering datang ke mimpi kita ya. Karena hanya lewat mimpi, kita dapat melihat mereka secara langsung.

Minggu, 06 November 2011

Inspiration

Suatu pernyataan yg bilang "kamu tidak akan menyadari betapa penting dan berharga nya orang itu, sebelum kamu kehilangannya" itu benar adanya. Saya pribadi kini merasakannya.
pahit manisnya menjalani hidup tanpa seorang ibu. Apalagi masalah masalah baru pun kian menghampiri setelah aku tinggal bersama ayah dan nenekku. sebelumnya aku hanya tinggal bersama mama, menurutku mama adalah sosok single fighter. Dia berjuang mati matian untuk menghidupi ku. Dia menjadi sosok teladan dan inspirasi ku untuk menulis, rasa nya aku perlu membabat semua pohon di belantara kalimantan untuk menjadikannya kertas agar bisa menuliskan semua kehebatan dan semua pengorbanan yg telah dia berikan untukku. Mama bekerja keras seorang diri untuk membiayai semua kebutuhan ku. Bangun saat matahari belum terbit, saat adzan shubuh belum berkumandang. Dan tidur saat bulan sudah mulai lelah menyinari malam. Hingga dia pun terkadang tidak mempedulikan kesehatannya yang semakin hari semakin buruk. tidak pernah ia mengeluh lelah, tidak pernah ia mengaku susah. Hingga sampai akhir hidupnya, aku baru tahu kalau mama terkena penyakit pembengkakan liver. Ya tuhan, izinkan aku membuat mama sedikit bangga pada ku. Izinkan aku menulis sebuah karya untuk memotivasi dan memberikan pencerahan tentang apa arti seorang ibu dan apa makna dari hidup ini, tanpa pernah bermaksud menggurui semua orang. Izinkan mama agar selalu hidup di hati ku ini ya tuhan, izinkan mama tetap menjadi inspirasi terbesar dan terhebat di sepanjang hidupku..

Ayah

Entah, aku harus berbahagia atau malah sebaliknya... Aku sudah kehilangan seorang ibu setelah akhirnya allah swt mengambilnya dari dunia. Apakah kali ini aku harus juga kehilangan seorang ayah. namun bukan untuk selamanya. Melainkan, hanya sementara, sampai waktu yang belum dapat aku bayangkan.
Rasanya aku sedikit lega, dengan pergi nya ia dari rumah ini, mungkin bathin ku sedikit tenang, tidak ada lagi pikiran pikiran yang seharusnya tidak ku pikirkan terlintas dalam benak, terekam oleh otak. Namun, apa nanti jadi nya aku? Kalau memang ayah ku tidak bisa terselamatkan kondisi nya? Kalau saja nanti ayah tidak bisa bertahan sekuat tenaga untuk sembuh dan keluar dari situasi dan kondisi yang tidak akan pernah aku inginkan adanya. Kemarin seharusnya ayah sudah berangkat di jemput ke suatu tempat itu, aku sengaja pergi keluar rumah dan kembali lagi saat hari sudah mulai gelap. Aku sengaja menghindar, aku tidak ingin menyaksikan ayahku di jemput dan pergi meninggalkan rumah, mungkin untuk waktu yg cukup lama. Namun melesat dari yg telah ku bayangkan. Ayah ku belum pergi. Setelah aku tanya pada nenekku. Ia hanya bilang. Ayah di jemput dan akan pergi nya hari senin. Berarti bisa di bilang, mulai dari esok hari aku tidak bisa lagi bertemu dengannya. Entah harus bagaimana aku menghindar untuk tidak menyaksikan kejadian itu esok hari? Selama ini aku membenci ayah, namun tidak menyimpan dendam pada nya. Hati kecil ku berkata aku menyayanginya. Namun sikap nya yang membuat rasa benci ini akhirnya tercipta dan tumbuh sedemikian rupa. yah, apa boleh buat. Aku melakukan hal ini, membiarkan ayah pergi untuk kesembuhannya. Semua untuk kebaikan ayah :)