Selasa, 22 November 2011

Memori Di Masa Lalu #2

"gua pengen cari pacar sekaligus calon suami yg hebat ah kayak bokap gua".
beberapa anak perempuan pasti membanggakan ayahnya, iya. Itu emang nggak salah, itu wajar. Bahkan banyak dari anak perempuan yg pengen punya pacar ataupun suami nya nanti kayak pribadi ayahnya. Tapi apa kabar nya dengan aku?
memori memori di masa lalu yg sampai detik ini masih terekam dan tersimpan rapih didalam ingatan sering banget ke rewind. kadang suka ada perasaan 'benci' klo inget itu semua, nyakitin. Mungkin ini yg bikin aku lebih milih tinggal sama mama dari pada sama papa dulu.
Mungkin dulu aku masih terlalu kecil buat ngerti urusan orang dewasa, urusan mama dan papa. Tapi semakin kesini, semakin aku dewasa aku juga semakin ngerti. Dan sekarang bener-bener ngerti. Klo dugaan aku dari dulu emang nggak pernah salah.
Memori di masa lalu itu yg bikin aku sekarang terlalu menjadi 'pemilih' buat hal pacaran. Nggak mau sembarangan dan asal pilih aja. Tepatnya nggak mau memori di masa lalu itu nanti nya akan menimpa aku langsung.
Entah kenapa, sampai sekarang aku nggak habis pikir sama seorang laki laki yg sampai hati buat melukai hati perempuan, apalagi sampai melukai fisiknya.
Beberapa tahun yg lalu di depan mataku, aku jadi saksi pertengkaran mereka.
Dimana saat papa memukul mama, membanting semua perabotan rumah. Dari mulai vas bunga, gelas, piring, sampai kipas angin pun berterbangan didalam rumah.
Aku hanya menangis dan mendekap mbak ida (pengasuhku saat itu). Kejadian itu tidak berlangsung sekali dua kali saja.
Mungkin klo di ingat-ingat aku melihat kejadian menyakitkan itu saat aku belum lancar membaca, saat aku masih belajar di taman kanak kanak. Memori itu sudah berlalu berbelas-belas tahun yg lalu. Namun entah mengapa. Kejadian itu yg paling aku ingat, yg paling sering terlintas di pikiran ku.
Mungkin itu yg sekarang menjadikan ku perempuan yg nggak lemah.
Yg memegang sabuk biru di pencak silat, itu mungkin yg menjadikan aku tumbuh menjadi anak yg agak terlihat 'tomboy' dan lebih berhati-hati dalam memilih teman dekat laki-laki. Apalagi untuk menaruh hati pada laki-laki.
Aku tidak mau salah pilih, dan kejadian yg di alami mama pun terjadi lagi pada ku.
Sampai kapan pun, memori di masa lalu yg satu ini akan terus menghantui pikiran ku...

Tidak ada komentar: