Jumat, 16 November 2012

Surat Untuk Mama dan Papa

Hai mama dan papaku.
Sudah lama tidak menyapa kalian dengan panggilan seperti itu.
Rasanya lidahku mulai canggung untuk menyebutkan kata "Mama" dan "Papa"
Mungkin karena sudah cukup lama aku tidak mengucapkannya secara langsung, hanya didalam hati saja.
Bagaimana keadaan kalian disurga sana?
Tentunya kalian sudah bertemu dan kembali hidup berdua seperti dulu kan?
Aku senang membayangkannya.

Mama, Papa.
Sudah lama tidak bercerita dengan kalian.
Aku belum tahu bagaimana caranya mengirimkan surat ini kerumah allah.
Aku hanya menuliskan disini dan berharap diatas sana tuhan memberikan fasilitas internet untuk umatnya.
Atau fasilitas apa saja yang membuat surat ini dapat kalian baca.

Kamis, 08 November 2012

Senja yang Tak Berwarna

Langit menghitam.
Bersamaan saat tanganmu ku genggam.
Dalam angan.

Kilat terang bergantian datang.
Bersamaan saat hujan.
Aku didalam pelukan kamu yang tersayang.
Dalam harapan.

Tetes gerimis berjatuhan.
Berdenting disebuah atap.
Denganmu yang paling penting, aku betah untuk menetap.

Selasa, 06 November 2012

Darimu...

Darimu aku tahu,
Bagaimana cara menyenangkan diri.
Membuat segala rasa sakit tak nampak lagi.

Darimu aku tahu,
Apa yang kurasa adalah cinta.
Semisal debar pada apa yang kurasa.
Bukan hanya pipi menampakan rona merahnya,
Namun bahagia ada pada setiap detiknya.

Darimu aku tahu,
Bahwa luka akan berujung tawa pada akhirnya.
Semua bergantian pada masanya,
Tak peduli siap atau tidak, ia datang tanpa aba-aba.

Darimu aku tahu,
Segala yang ada pada cinta bukan hanya fatamorgana.
Beberapa dari yang kau beri padaku, aku merasakannya juga.
Dengan nyata dan tak terduga sebelumnya.


Sabtu, 03 November 2012

Bagaimana Jika Nanti...

Bagaimana jika nanti, aku memutuskan untuk melangkah pergi setelah apa yang selama ini kita jalani.

Bagaimana jika nanti, aku menyerah, karena telah lama lelah menunggu hubungan ini yang semakin tak terarah.


Bagaimana jika nanti, aku berpaling, dan akhirnya kamu tau bahwa selama ini hanya kamu yang ku anggap penting.


Bagaimana jika nanti, aku tidak memberimu kabar, membiarkan segala debar semakin cemas dalam ketidakpedulian.


Bagaimana jika nanti, aku tak sanggup lagi menunggu. Akankah kamu melepaskanku? atau membuktikan janjimu untuk memperjuangkanku.


Bagaimana jika nanti, semua rasa cinta ini memudar dan kau terlambat sadar, bahwa selama ini hatiku hanya butuhkanmu untuk bersandar.


Kamis, 01 November 2012

Membutuhkanmu

Aku hanya butuh, Tapi kamu terlalu jauh.
Bahkan rindu telah berjajar menjadi sepanjang jalan yang menyatukan lautan.
Bahkan sepi seringkali pergi dan kembali. Aku tetap sendiri.
Aku sering mengeluh, tentang jarak yang tak pernah mengelap peluh.

Jarak kita memang terlalu jauh.
Seringkali kesepian membuatnya jenuh.
Seringkali rindu berteriak gaduh.
Namun tak jua menemui waktu untuk bertemu.

Aku butuh bahumu, yang mampu melepaskan seluruh penatku.
Aku butuh jemarimu, yang menggenggam erat menguatkan aku.
Aku butuh senyummu, yang mampu menghadirkan ceria ditengah berbagai lara.


Rabu, 31 Oktober 2012

Hujan Akhir Oktober



Gemericik air dari langit turun semakin deras.
Hujan tak juga reda dari sore tadi.
Hujan yang sama masih menuliskan kamu.
bercampur bau tanah basah dan rindu yang semakin menggebu.
Sempat menunggumu ditempat biasa kita bertemu.
Ditempat dimana terjadinya sebuah pertemuan sederhana.
Ditempat dimana kedua mata bertatapan. Kedua bibir terbuka dan saling mengungkap rasa.
Rasa yang begitu indahnya. Cinta.
Ditempat dimana sebuah penyesalan berawal.
Ditempat dimana kedua hati berserakan dan terbukalah beberapa luka yang hingga kini masih menganga.
Aku berdiri cukup lama.
Berharap hujan yang sama akan kembali mempertemukan kita.
Menunggu hujan sedikit reda atau menunggu datangnya senja.
Aku tetap berdiam diri.
Menyilangkan kedua tangan berusaha menghangatkan tubuhku sendiri.

Selasa, 16 Oktober 2012

Jarak Antara Tiga Hati

Currently Listening: Lady Antebellum - Need You Now


Aku, Kamu, Jarak…
Sudah selama ini kita bersama.
Dan ada jarak diantaranya.
Kamu, tidak perlu tau bagaimana khawatirnya aku.
Malam malam yg aku lalui. Dengan begitu banyak prasangka hati.
Kamu tidak ingin tau, bagaimana hati ini lelah sendiri.
Menebak nebak sedang apa kamu di sana.
Menimbang nimbang apakah kamu disana benar-benar memikirkan aku tanpa ada dia disela-selanya.
Aku tidak ingin bertemu.
Karena bertemu denganmu, Cuma memantik bara api rindu.
Jika saja jarak ini bisa aku habiskan dengan mengayuh, berenang bahkan berlari.

Kamu, yang telah lama pergi.

Currently Listening: Secondhand Serenade - Your Call


Waktu yang lama ini.
Yang mungkin bagi kamu bersamanya terlalu begitu singkat.
Tapi aku nggak pernah melaluinya dengan mudah.
Menurutmu, melangkah itu mudah? Enggak… Aku benci
Aku benci mengucap selamat jalan.
Aku benci membasuh kenangan demi kenangan.
Sampai ujungnya aku hanya berakhir pada kepura-puraan.
Aku pura pura mengikhlaskan.
Pura-pura nggak terluka.
Aku pura-pura tetap berjalan kedepan.

Aku Harap, Kamu Baca

Currently Listening: Raisa - Apalah(arti menunggu)

Udah beberapa tetes air mata karena dia yang akhirnya aku hapus dipipi kamu.
Udah berapa senyum yang hilang, yang akhirnya aku yang berusaha munculin lagi.
Kamu mungkin nggak pernah sadar apa yang aku lakuin ini selalu aja tentang kamu.
Semoga kamu bukan nggak mau tau.
Aku nggak terlalu ngerti apa yang sebenarnya aku lakuin.
Aku selalu resah ngelakuin hal untuk kamu.
Bukan soal untuk balasannya.
Tapi aku gelisah ngelakuin ini semua karena cinta atau terpaksa.
Lalu aku bercermin.
Mata aku nggak nunjukin sedikitpun keterpaksaan.
Aku bertahan buat kamu.
Entah, ini tulus apa bodoh.
Aku nggak tau benar tentang cinta.

Rabu, 12 September 2012

Mama ku Kembali, Mama ku Pulang.

Currently listening : Sammy Simorangkir - Kesedihanku


"Maaa... mamaaaaa....." aku memanggilnya setengah berlari.
Wanita yang baru saja aku jumpai saat itu. Mengingatkanku pada almarhum wanita hebat yang melahirkanku. Mama.
Paras wajah cantiknya bukan hanya sama, namun serupa.
Hanya saja model rambutnya sedikit lebih pendek dari rambut mama yang terakhir aku lihat di ruang ICU rumah sakit.
seorang wanita itu menoleh, pancaran sinar matanya membuatku sangat yakin.
Bahwa ia adalah mama.
Aku hampir tidak percaya. Bukannya mama telah dikubur ke dalam tanah satu tahun silam, setelah dokter mendiagnosa mama ku sudah tiada.
Lalu siapa wanita ini? wanita di hadapanku?
Aku langsung dengan sigap mengambil tangannya.
Mencium punggung telapak tangannya. Hangat.
Sejak itu aku merasakan aliran darahku mengalir lebih deras dari biasanya.
Merasakan detak jantungku berdetak luar biasa cepatnya.

Minggu, 02 September 2012

Berhenti



Kamu pernah datang namun tanpa tujuan.
Kamu pernah pergi tanpa alasan yang pasti.
Mencoba menarik ulur hati.
Andai, Aku melewatkan satu kejadian saat bertemu denganmu.
Andai, saat itu aku tidak tersenyum dan membuka sebuah pembicaraan singkat.
Namun apalah guna kini aku berandai-andai?

Aku tahu rasa ini salah.
Namun kau membiarkan rasa ini tetap tumbuh dan utuh di antara sebuah masalah.
Aku pun tahu, aku akan kalah dan menyerah apda akhirnya.
Terlalu sakit berada di posisi yang tidak pernah di inginkan.
Terlalu lemah untuk selalu menjadi bayang-bayang "dia" dalam hidupmu.

Aku tidak bisa lebih lama lagi bertahan.
Berada di posisi ini sungguh tidak menyenangkan.
Aku pun juga butuh kau tenangkan.
Aku pun juga ingin merasa nyaman menjaga sebuah perasaan.


Rabu, 29 Agustus 2012

Tentang Luka...


Aku akan pergi.
Mulai kini, Jangan cari aku lagi.
Aku tahu, Tanpa ku minta itu, kamu pun sudah melakukannya.
Mengabaikan rasa.
Rasa yang dulu pernah kuat kita pertahankan bersama.
Rasa yang dulu ada, melekat dalam diri kita.
Namun kini, Takkan lagi ada kata "kita"
Hanya ada kamu dan aku.
Atau bahkan tidak ada sama sekali.

Aku lebih memilih sendiri untuk diam.
Aku lebih memilih menyelamatkan hati, dan menjaga nya seorang diri.
Tanpa bantuan mu.
Tanpa hadirmu.
Entah, apakah ini yang sebenarnya dari dulu aku butuhkan.
Entah, apa yang dari dulu aku coba pertahankan.
Bukan cinta.
Aku hanya mempertahankan karena aku belum siap kehilangan.

Hati kita pernah sama-sama rusak.

Senin, 27 Agustus 2012

Maaf

Untuk kamu, yang dulu pernah masuk ke relung hati.
Menguasai seluruh jiwa, pikiran dan benak.
Mengekang rindu demi waktu.
Mengekang sendu di antara pilu.
Menggenggam erat jemariku.

Untuk kamu yang membuat tetes air mata pernah jatuh tak beralaskan.
Entah itu pilu atau haru.

Untuk kamu yang membuat jantung ini berfungsi dua kali lebih cepat dari biasanya, ketika kamu menatap kedua mataku dengan tatapan setajam pisau.

Untuk kamu yang membuat rahang ini seketika menjadi kaku, bibir ini menjadi bisu.
Ketika kamu mengungkapkan rasa yang sedemikian indahnya.

Untuk kamu, yang pernah menggenggam erat jemari, dan berjanji tak akan pernah pergi.
Namun, kau kini pergi tak pernah kembali, tanpa menoleh ke belakang walau hanya sekali.

Untuk kamu, yang pernah mengecup kening ini di bawah teriknya matahari dan di bawah sinarnya rembulan di malam hari.

Untuk kamu, yang pernah menghapus air mata ku yang mengalir hangat di pipi. Kemudian berbisik "Aku nggak akan membiarkan kamu menangis" Tapi justru kini kamu menjadi alasan untuk jatuhnya bulir bulir air mata ku.

Untuk kamu yang pernah memeluk ku erat, melampiaskan rindu.
Hingga kini aku masih bisa rasakan hangatnya jatuh dalam dekapan pelukmu.

Untuk kamu, yang pernah membuat aku terdiam dalam luka, membisu karena cemburu.
Dan membuatku merasa tidak di inginkan kehadirannya, Begitu pun sebaliknya.

Terima kasih.

Aku menjadi tegar.
Aku menjadi lebih tau, mana cinta yang palsu.
Mana yang hanya di bibir, mana yang sesungguhnya mengalir.
Mana yang kau rasa, mana yang telah mati rasa.
Aku tau.
Bayangan siapa yang sesungguhnya ada di matamu.
Terima kasih kamu, karena pernah menjadi salah satu alasan untukku terus bertahan.
Karena pernah membiarkan aku merasa, bagaimana rasanya di cintai, bagaimana rasanya di butuhkan dan di ingingkan kehadirannya. Begitupun sebaliknya.
Terima kasih kamu, sering kali kamu mencoba melatih kesabaranku.
Terima kasih, kini aku berdiri dengan tapak kaki yang lebih kuat.
Dengan segala pengalaman dan pelajaran tentang sakit hati yang pernah kamu beri.


Currently Listening : Ecoutez - Maafkan (Tak Sempurna)

Selasa, 24 Juli 2012

Pura-pura Utuh


PURA-PURA UTUH


Masih terasa, sebenarnya masih ada. Di sini. Masih di tempat yang sama.

Sebenarnya di sini masih menangis.

Sebenarnya di sini masih sakit.

Sebenarnya di sini masih ada, tempat yang sama, hanya kali ini terasa berbeda.

Bukan, bukan karena dia.

Sebenarnya aku pura-pura.

Pura-pura menyerah, pura-pura tidak terjadi apa-apa. Di sini.

Pura-pura semuanya baik-baik saja.

Sungguh, pura-pura.

Pura-pura tersenyum mengurai kata ‘kita’.

Pura-pura terlihat bahagia.

Pura-pura merelakan pilihanmu.

Pura-pura utuh. Pura-pura tidak mampu membuatmu utuh.

Bukan, bukan karena dia.

Andai memaafkan datang sepaket dengan melupakan.


Sabtu, 21 Juli 2012

Menjauh.....

Aku tidak tau apa yang terjadi dan menyebabkan semua ini.

Aku hanya tidak ingin menerka-nerka dan melihat ke belakang lagi.
Lelah. Menyerah.
Aku putus asa.
Semua tidak bisa di perbaiki.
Aku pun tidak ingin kembali.
Semakin aku mencoba memperbaiki dengan segala bentuk usaha yang merendahkan diri ku sendiri. Adakah hasilnya? Adakah perubahannya? Tidak.
Semakin aku bersikap ramah dengan segala upaya ku bahkan telah membuang gengsi ku sendiri. Adakah kau lihat itu? Adakah kau merasakannya sedikit saja? Tidak.

Satu kali, Dua kali, Tiga kali aku coba memperbaiki.
NIHIL. Tidak ada hasilnya sama sekali.
Bahkan mungkin aku semakin terlihat rendah dimatamu.
Cukup. Aku tidak ingin mencoba apapun lagi.
Aku bukannya cepat menyerah, namun silahkan kamu cari ke seluruh belahan dunia.
Adakah orang yang akan tetap terus menerus bertahan, jika segala usaha yang ia lakukan sama sekali tidak di hargai? Tidak ada rasanya.

Kamu bilang aku egois. Sekarang bercerminlah.
Terlihat jelas dalam masalah ini siapa yang lebih egois.
Satu persatu dari kita semakin menjauh, semakin memberi jarak.
Dan ini lebih baik dari semuanya.
Aku lega telah berhasil mendorong diriku keluar jauh dari tempatmu berada.
Aku lega karena dengan adanya begini, aku telah menghapus dirimu dari daftar orang yang ku kenal.
tapi aku tidak membencimu, aku hanya menghilangkan respect padamu.
Aku lelah. kita menjauh, lalu mendekat lagi. Selalu seperti itu.
Dan mungkin bisa di pastikan ini terakhir kalinya aku menjauh, karena kita tidak akan lagi menjadi dekat.

"Everything and everyone changes. If you don't progress then you'll always be in the past. Start moving forward instead of staying behind."

Kamis, 19 Juli 2012

Aku Tidak Berhak

Inspired by song: Ecoutez - Percayalah


Enggan Melupakan, Bertahan Dalam Kesakitan
Haruskah terus membiarkan semua kebodohan ini menjadi bagian dalam diriku?
Haruskah terus menerus berbohong menyembunyikan luka?
Senyum ku pun berubah lara, tiada yang bisa menebak bagaimana perasaan didalamnya?
Hatiku pun menyimpan sebuah rahasia, dan tak ada yang tau apa isi nya..
Hanya aku, sang pemilik dan pencipta rasa cinta. Tuhan...

Pernahkah kamu seolah-olah tidak berkata apa-apa, tapi kamu berbicara?
Pernahkah kamu seolah-olah tak bergeming, tapi kamu diam dalam hening?
Pernahkah kamu seolah-olah jatuh cinta, tapi kamu mati rasa?
Pernahkah kamu seolah-olah tertawa bahagia, tapi kamu menahan sakitnya luka?

Ajarkan aku menjadi naif...
Senaif dirimu yang berusaha membunuh cinta yang bahkan tidak bisa kamu buat sirna.
Senaif dirimu yang masih bisa tertawa bahkan disaat melihatku menitikkan air mata.
Atau ajarkan aku menjadi penipu
Yang berusaha mengganti candamu ditengah kesakitanmu..

Haruskah rindu pada yang bukan milik kita?

Senin, 09 Juli 2012

Di Batas Senja



Senja bergeming. Aku diam dalam hening, rindu seketika kering, menjelma pohon tanpa ranting.
Pada senja aku bertanya, "Adakah yang lebih abu daripada rindu yang tak mengenal waktu, pada sesuatu yang semu?
Terkadang kita bersomasi menjadi persegi panjang. Aku,kamu,rindu dan jarak yang menghadang.
Maaf, mungkin memang mauku memilih menyerah
Sepertinya saat ini tak ada lagi yang lebih menyenangkan selain memaki kebodohan diri sendiri.
Kalau tangisan tak lagi bisa menenangkan, lalu dengan air mata apa lagi untuk menumpahkan sesak di hati?
Ini bukan tentang saling menyalahkan, tetapi saling mengingatkan saat yang lain melakukan kesalahan.
Tak perlu diungkapkan sebagaimana engkau telah mengetahui...

Ingat? Saat matahari mulai lelah bersinar cerah.. Disaat matahari mulai malu dan ingin mengilang sebelum bertemu langit berwarna hitam kelam.
Kita berdua sedang bercanda di bawahnya.
Di sore yang sejuk dengan angin yang pelan-pelan meniupkan aromanya.
Dengan angin yang sayup-sayup dapat ku dengar suaranya.
Sebuah perbincangan sederhana namun penuh makna.
Aku menyesal, mengapa disaat matahari berada di tepi senja yang indah.
Disaat matahari mulai turun secara perlahan.
Aku dan kamu tidak menyaksikannya secara benar.
Aku dan kamu malah sibuk sendiri-sendiri dengan pikiran jenuh tak berarti.
Selalu. Disaat seperti ini kita berdua duduk berdampingan. Seiring menikmati keindahan matahari dibatas senja kita juga saling mengungkapkan apa yang ada di dalam benak.
Apa yang tersisa di balik sebuah kata.
Dan adakah luka didalamnya?
Ingatkah tentang itu?
Aku masih menyimpan dengan rapi dalam memori.

Kini, di batas senja yang terakhir.
Di bawah matahari yang mulai malu menunjukkan ceria nya.
Aku ingin menikmati senja dengan cara yang berbeda.
Bukan dengan obrolan sederhana yang kian lama berubah menjadi perbincangan sinis menyindir sebuah perasaan masing-masing.
Aku ingin menikmati senja bersama mu, untuk yang terakhir kali.
Sebelum akhirnya jarak dan kesibukan di diri kita yang akan menjadi pagar pemisahnya.
Aku ingin kita berdua menyaksikan sebuah matahari yang terbenam dan lalu bulan dan bintang akan berdatangan.
Di saat senja menghilang, malam pun datang.
Aku ingin menyambut malam bersamamu.
Malam, dimana semua nya akan menjadi sebuah penutup.
Malam, dimana akan terlahir lah mimpi-mimpi indah dan mimpi yang tak harusnya ada.
Malam, dimana kita berdua akan terjaga dalam tidur di dua tempat yang berbeda.
Aku hanya ingatkan. Barangkali kau hilang ingatan. Aku berharap kau cepat tersadar dari lamunan, tak terlambat menyadari saat aku telah pergi…
Karena aku tidak akan datang untuk kembali lagi.
Aku akan pergi sejauh-jauhnya dari kehidupanmu.
Masih ada waktu untuk mencegah pilihan ku ini.
Temui aku di tempat biasa, di hari dan jam yang sama.
Disaat Senja menunjukkan pesonanya.

Jumat, 06 Juli 2012

Kehilangan Bukan Berarti Gagal



Ada saat dimana kita takut kehilangan, takut untuk melepaskan dia yang kita cintai.

Tetapi ada pula saat dimana kita harus berhenti mencintai dia , bukan karena kita tidak mencintainya lagi namun karena kita menyadari bahwa dia akan lebih berbahagia apabila kita merelakannya pergi.

Kita tidak mau kehilangan seseorang ketika kebahagiaan kita tergantung dari keberadaannya di dekat kita.

Kita tidak mau kehilangan seseorang ketika kita takut tidak menemukan yang seperti dia lagi.

Kita tidak mau kehilangan seseorang ketika kita menilai dia ganteng, cantik, atau memiliki kelebihan dibanding orang lain.

Kita tidak mau kehilangan seseorang ketika kita mengingat begitu banyak kenangan yang indah sudah kita lewati bersama dia.

Kita tidak mau kehilangan seseorang ketika di dalam hati kita berkata "Aku ga bisa! Aku sangat mencintai dia! Kalian ga tau apa yang aku rasain! "

Tapi tak sadarkah kita bahwa

Merelakan dia pergi bukanlah akhir dari dunia melainkan awal sebuah kisah yang baru.

Kita harus melepaskan dia pergi karena kebahagian kita adalah kita yang menentukan sendiri dan bukan tergantung orang lain.

Kita harus melepaskan dia pergi karena saat Tuhan mengambil sesuatu maka Dia juga telah siap menyediakan sesuatu yang lain yang terbaik bagi kita.

Kita harus melepaskan dia pergi karena yang sempurna belum tentu yang terbaik bagi kita.

Kita harus melepaskan dia pergi ketika kenangan kenangan indah itu hanya tinggal masa lalu.

Kita harus melepaskan dia pergi karena hati kita yang lain berkata " Aku ini manusia bodoh, tak ada lagi yang dapat dipertahankan"

Kehilangan sesuatu memang berat namun bukan berarti kita tidak mencapai apa-apa. Namun kita telah memahami sesuatu.

Ada saat mempertahankan, ada saat melepaskan dan ada saat dimana kita harus kehilangan.

Senin, 02 Juli 2012

Ekspektasi Selalu Tertelan di Makan Realita




Aku mengerti, sangat amat mengerti apa yang membuat ini terjadi.
Ini bukan kesalahan, namun ini juga bukan kebenaran.
Aku berada di antara keduanya.
Aku berdiri di titik tengah, dimana semua masalah bisa saja aku langkahi.
Tapi, tidak semudah melompat dan melangkah untuk menghindarinya.
Aku hanya perlu mengatur strategi.
Dimana seharusnya aku lah yang menjadi peran utama dan aku yang mengatur segala realita di hidupku sendiri.
Bukan kamu atau orang lain.
Aku tidak terjebak, karena ini bukan jebakan.
Aku juga tidak terperangkap, karena tidak ada yang memasang perangkap.
Aku hanya tidak berpikir panjang.
Aku hanya........................
Ah, sudahlah.
Aku pun masih terjebak pada sebuah bayangan.
bayangan diriku sendiri, sebuah rasa sesal kah?
Entah, aku belum terlalu yakin untuk bersaksi bahwa aku terlalu mengerti sebuah perasaan ini.
Banyak yang ingin aku jelaskan. Namun, sudikah kamu mendengarkannya sebentar? TIDAK.
Banyak yang ingin aku ungkapkan. Namun, aku selalu terpaku.
Bibir ini seakan terkunci rapat, Menjadi membisu. Bahkan untuk menyampaikan tidak lebih dari satu kata saja.
Kenapa aku selalu bisa untuk menahan semua rasa?
Bahkan perasaan yang sangat ingin aku hindari, yang ingin aku buang secara perlahan.
Aku tidak pernah menginginkan ini.
Aku tidak pernah ingin menjadi korban dan di tuntut untuk bertanggung jawab pada kesalahan yang bahkan aku tak tau pasti.
Aku menyaksikan sesuatu hal, dan merekamnya dalam memori.
Memori ini yang membuatku tidak bisa begitu saja pergi dan angkat kaki lalu meninggalkan semua nya tetap berantakan disini.
Lagi-lagi Angan dan Harapan harus terhenti sampai disini.
Terhenti begitu saja, di makan oleh kenyataan.
Di Makan oleh sebuah penantian yang berujung luka.
Aku belum pernah menyaksikan ini, sebuah ekspektasi di lumat dan di lahap begitu saja oleh sebuah realita.
Entah, apa ini bisa ku sebut dengan Realita, Karena belum jelas dan pasti ada kebenarannya.
Sebuah ekspektasi yang selalu tertalan dalam sekejap bahkan tidak bisa dilihat oleh kasat mata.
Adilkah? jika semua kesalahan yang terjadi selalu kamu limpahkan padaku?
Entah aku memang selalu salah di mata mu, tidak sedikit pun ada kebenaran yang bisa kau lihat.
kau sudah di butakan oleh berbagai macam persepsi diluar sana.
Kau hanya melihat setengah mata, dan itu pun setengah tertutup pula.
Ketika sebuah titik kecil dapat menghapus semua sisi positif dan kebaikan,
Ketika sebuah Harapan bisa saja di makan mentah-mentah oleh sebuah rasa dan kenyataan yang tidak dapat dipastikan apakah kebenarannya.
Yaitu lah, Ekspektasi terkadang selalu tertelan di makan oleh sebuah realita yang fana.

Sebuah Ruang Kosong Bernama........ Rindu.

Sebuah ruang kosong bernama rindu



Aku berjalan disebuah lorong dengan penerangan yang begitu terang. Berjalan terus tanpa henti, tak satu pun langkah kaki yang sempat terhenti. Aku terus menerawang jauh ke depan mencoba menerka dan menebak adakah kebahagiaan didepan sana?
Berjalan jauh tanpa lelah, tanpa satu langkah kaki pun yang terpaku.
Jauh, aku tak tahu telah seberapa jauh berusaha berjalan dari tempat semula aku berdiri, dari tempat semula aku berpijak.
Mencoba menghindar dari semua perasaan bersalah.
Mencoba menjauh dari semua perasaan jenuh.
Aku ingin melupakan semua yang ada.
Semua yang telah terjadi di antara kita biarlah sirna, biarlah menjadi fana.
Aku ingin menjadi amnesia, melupakan semua pertengkaran di antara kita. Pertengkaran yang sama sekali seharusnya tidak ada.
Pertengkaran kecil yang kian menjadi besar karena keegoisan kita.
Namun, entahlah...
Aku sudah berlapang dada untuk mencoba memperbaiki semua, berusaha dan terus berusaha tanpa sekalipun terbesit di benakku untuk menyerah begitu saja tanpa ada hasil yang indah pada nanti waktunya akan tiba.
Aku hanya rindu...
Rindu dimana dulu selalu ada waktu.
Dimana dulu selalu ada canda.
Dimana dulu selalu ada kamu dan aku.
Dimana dulu selalu ada haru.
Dimana dulu selalu ada ceria.
Dimana dulu selalu ada kita.
Aku hanya tidak tahu, kapan ini berakhir?
Kapan diri kita masing-masing mengakhiri semua ini? Semua hal yang tak layak untuk dibiarkan terus terjadi.
Aku hanya tidak tahu, apakah semua bisa kembali?
Kembali seperti masa lalu yang jika dibakar oleh api tak akan habis dan berubah menjadi abu.
Aku hanya ingin semua luka itu sirna.
Ini yang aku inginkan. Sederhana. Sangat sederhana. Tidak membutuhkan apa-apa untuk mewujudkannya.
Hanya membutuhkan kerendahan ego kita.
Dan kedewasaan diri kita.
Itu saja.
Namun, aku tidak tahu apa keinginanmu.
Apakah kamu ingin terus seperti ini dan waktu sendiri yang akan membuat kamu merasa semu.
Apakah kamu yang ingin ini terjadi dan akan melupakan masa-masa dimana ada kita. Ada semuanya yang indah dan tanpa luka.
Aku tidak tahu, dan tidak pernah ingin berusaha menebak apa yang ada didalam hatimu.
Kembali pada sepi, aku terus berjalan didalam lorong cahaya.
Mencari jalan keluar, mencari sebuah pintu yang benar.
Namun, kamu tahu apa yang ku temukan?
Sebuah pintu, pintu coklat yang mulai usang dimakan waktu.
Pintu kayu, yang engselnya mulai rapuh jika disentuh.
Aku mendorong pintu secara perlahan.
Dan berharap inilah jalan keluarnya.
Tapi apa yang ku temukan?
Itu adalah sebuah ruang kosong yang tak berpenghuni.
Sebuah ruang kosong bernama rindu.
Dan aku terkunci didalamnya.
Hanya kamu, yang memiliki kunci untuk mengeluarkan aku dari situ.
Datanglah, keluarkan aku dari sini dan jangan pernah pergi lagi.




Currently Listening: TANGGA - Cinta Tak Mungkin Berhenti

Selasa, 26 Juni 2012

Sebelum kepergian papa


Mungkin selalu ada beberapa tanda-tanda atau sebuah petunjuk berupa mimpi dan sebagainya jika ingin ditinggalkan untuk selamanya oleh orang terdekat.
Tapi, ini tidak. Sebelum meninggalnya alm. mama ku dulu aku mendapatkan tanda-tanda itu sendiri walaupun hanya berupa suara burung gagak di atas rumahku H-2 sebelum akhirnya mama meninggal. Berbeda dengan mama, sebelum papa meninggal tidak ada kejadian atau tanda-tanda aneh.
Namun, sikap papa selama 3 bulan terakhir bisa dibilang sangat manis.
Sangat manis dalam memperlakukan semua anggota keluarga terutama aku.
Aku anak perempuan papa satu-satunya, "anak kesayangan papa" ia menyebutnya demikian.
Dari aku kecil, papa memang selalu menuruti semua keinginanku.
Selama 3 bulan terakhir, setiap malam papa selalu ikut menonton TV dikamarku. Padahal dikamar nya pun ada TV. Papa selalu ikut menonton sinetron atau film yang biasa aku tonton.
Sambil ada obrolan dan candaan kecil disetiap malam dikamarku.
Papa juga jadi lebih sering mengajakku makan berdua atau pergi berdua keluar rumah.
Beberapa malam papa sering bermain gitar kemudian aku yang menyanyi. Menyanyi lagu-lagu di era jaman papa yang sekarang pun masih sering didengar.
Bukan hanya itu, Papa jadi sering menasihati ku seputar urusan mencari pacar. Bahkan papa menyuruh aku membawa pacar kerumah dan mengenalkannya pada papa.

Aku sering bertanya pada papa "papa sayang nggak sama ade?".
dia menjawab diiringi oleh tawa ya sayang dong, anak perempuan papa satu-satunya yang paling bawel gini
papa juga pernah bertanya padaku, "de, kalo misalnya papa meninggal, kamu nangis nggak?
Aku tidak pernah menjawabnya lalu mencari bahan obrolan lain.

Hri jumat tanggal 1 Juni, aku sudah melihat perubahan sikap papa jadi yang lebih menyebalkan dari biasanya. Papa juga nggak nonton TV bahkan masuk ke kamarku seperti biasanya. Sampai pada hari Minggu 3 Juni, ada keributan kecil dirumah.
Dan aku memilih untuk pergi menenangkan diri selama beberapa hari.
Papa memohon padaku "de, jangan pergi. kamu mau kemana? disini aja, papa nggak tau bakal jadi apa kalo kamu pergi. Kamu tau kan semangat hidupnya papa tuh cuma kamu?"
Namun aku tetap pergi, tanpa berani menatap mata papa aku pamit pergi.
Papa nggak mencegah atau menghalangi aku pergi bawa tas ukuran sedang berisi baju-baju untuk beberapa hari. Tapi papa meminta aku mencium tangannya.
"salim sama papa" begitu katanya. Lalu aku pun mencium telapak tangannya dan pergi.

Keesokan harinya, aku berangkat ke kantor.
Dan saat itu sedang chat di email sama salah satu Om ku yang juga adiknya papa.
Aku disuruh pulang cepat, karena papa sakit.
Tapi, aku tidak berusaha meminta ijin pulang cepat dari kantor.
Karna aku pikir papa hanya sakit biasa.
Sore nya saat sampai dirumah, Papa terbaring di atas tempat tidur, Nenekku membacakan yassin di sebelah papa.
Mata papa terpejam, Dari situ bisa kelihatan papa sulit untuk bernafas, karena terdengar berat sekali suara ia mengambil nafas.
kata-kata yang paling aku benci kini aku dengar lagi, setelah hampir satu setengah tahun aku berusaha melupakan kalimat itu. "PAPA KOMA".
Saat itu aku masih berusaha tenang, menahan tangisku. Karena aku berusaha meyakinkan diriku sendiri bahwa tidak akan terjadi apa-apa pada papa.
Aku berusaha mengajak papa bicara "papa, ini ade. Ade udah pulang pa. Maafin ade ya pa, Papa kenapa kayak gini? Bangun pa, ade udah pulang".
Yap dan seketika aku tidak bisa membendung lagi air mata di pelupuk mata ini.
Tidak ada reaksi dari papa.
Aku membacakan yassin dan "La illahailallah" di telinga papa. Juga tidak ada reaksi.
Malamnya papa di bawa ke salah satu rumah sakit. Namun papa dibawa kembali pulang kerumah.
Dan saat itu aku semakin lemas, mendengar kabar dan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Beberapa rumah sakit tidak menerima papa, tim medis hanya mengecek di laboratorium dari urine papa, setelah hasilnya ada. Mereka bisa ambil kesimpulan yang sama sekali sebetulnya tidak berhak berbicara seperti itu layaknya tuhan.
"Maaf, disini nggak bisa terima. Udah susah pak kalau seperti ini, mungkin tinggal nunggu waktu aja saya nggak bisa pastiin di rawat disini pun kondisi nya bisa membaik, mungkin disini bisa koma seminggu, sebulan atau bahkan lebih"
Papa dibawa lagi kerumah, masih dalam kondisi yang sama.
Namun, kaki dan badan papa sudah berubah tidak biru lagi, udah merah seperti biasanya.
Semua keluarga pun agak lega. Nafas papa juga udah nggak terlalu kedengaran berat.
Besoknya semua keluarga kumpul, udah mengikhlaskan papa bagaimana pun keadaan nya biar diberikan yang terbaik untuk papA.

Oiya, papa itu sakit ginjal dan liver, baru ketahuan setelah di test urine di laboratorium itu.
Fungsi ginjal dan livernya juga udah jauh beratus ratus kali lipat melebihi batas normalnya.
Aku dan beberapa anggota keluarga lain tidur diluar kamar, berjarak kurang lebih 3 meter dari papa. Jadi masih bisa ngeliat jelas kondisi papa.
Keesokan harinya saat aku bangun, langsung kaget di bangunin karena Papa udah nggak bernafas lagi.
Aku memegang tangan papa, masih hangat. Namun, urat nadi nya udah nggak berdenyut, dan nafasnya udah nggak berhembus.
Saat itu nggak langsung nangis kayak waktu mama yang meninggal.
Masih beneran nggak nyangka, papa udah nggak ada.
Nggak lama kemudian baru, seakan-akan kayak di Tampar dan sadar kalo ini semua itu nyata.
Satu yang terlintas saat itu adalah yah udah nggak punya siapa-siapa, udah nggak punya orang tua. Terus jadi mikir kemana-mana.
Dan kenapa harus secepat ini ditinggalin sama semuanya. sama mama, sama papa.
Baru aja niat beliin sesuatu barang buat papa pake hasil uang kerja sendiri. Tapi belum sempet ngelakuinnya, allah udah berkehendak.

Tapi inilah jalan takdirnya. Suka nggak suka harus tetap diterima.
Mau nggak mau, hidup pun harus tetap berjalan. Dengan atau tanpa mereka, tanpa papa dan mama.
Jangan ditanya rasanya kayak gimana, jangan ditanya juga gimana cara nya biar bisa ngejalanin dan nerima ini semua.
Karna kalian nggak akan tau dan ngerasain gimana rasanya sebelum kalian yang mengalaminya.
nggak ada maksud apa-apa, cuma mau berbagi cerita dan ngeshare aja.
Semoga setelah kalian baca postingan ini atau postingan aku sebelum-sebelumnya bisa lebih memanfaatkan waktu lagi bersama mereka orang terdekat dan orang tercinta kalian.
Karena, umur orang cuma allah yang tau. Sewaktu-waktu kapanpun itu allah bisa mengambil mereka dari kita :)




Tanggal 6 Juni 2012


Ketakutan dan kekhawatiranku pun terjadi. Ayah, orang tua satu-satunya yang kini ku miliki sudah kembali ke sisi-Nya. Pukul 05.15 Rabu Pagi hembusan nafasnya terhenti, detak jantungnya tak berdegup lagi. Aku masih tertidur saat nenekku mengetahui hal itu lebih dahulu. Saat aku di bangunkan aku kaget dan sontak melompat ke kamar ditempat ayahku di baringkan selama koma 2 hari silam.
Kami. aku kakak, nenek dan kerabat keluarga menjaga papa dari luar kamarnya, kami berempat tidur diluar kamar dan memastikan bisa melihat kondisi papa dari jarak itu. Namun, Saat kakekku keluar rumah untuk sholat shubuh di mushola komplek seperti biasa. Mungkin saat itu pula hembusan nafas terakhir papa.
Begitu di beritakan kalau ayahku sudah tidak ada, aku duduk di sebelah tempat tidurnya. Berusaha sekuat tenaga menahan jatuhnya air mata ini. Berhasil hanya beberapa saat saja. Kemudian tumpah begitu derasnya. Aku memegang tangan papa, berusaha mencari denyut nadi nya. Sudah tidak ku temukan. Ku coba lagi dan lagi. Namun tidak berhasil. Aku meletakkan jari ku tepat di depan lubang hidung papa. Namun tidak ada nafas yang berhembus. Innalillahi wa innailaihi ro'jiun papa sudah di ambil oleh allah, Pulang kembali ke sisi-Nya.

Semua terlalu cepat. Semua pergi menghilang.
Mama, lalu kini Papa pun pergi.
Entah, apa rencana tuhan dibalik semua ini?
Satu persatu meninggalkan aku, yang sebenarnya masih sangat membuthkan kehadiran mereka untuk terus mengajariku dan membimbing ku dalam banyak hal.
Satu persatu kian berlalu dan pergi tak mungkin kembali pulang dan kami berkumpul lagi.
Entahlah, mungkin aku pernah membuat kesalahan fatal sehingga allah membiarkan ini semua terjadi padaku.

Menjadi Yatim Piatu, tidak pernah sedikitpun terpikirkan akan menyandang predikat Anak Yatim Piatu di Umur ku yang belum beranjak genap 18 tahun.
Kepergian mama satu tahun lalu, Seakan memberikanku satu tamparan yang begitu kencang, membawa kepedihan yang hingga kini belum bisa ku lupakan.
Kini, aku seakan menerima beribu ribu tamparan di hidupku, Diwajahku.
Satu rasa kehilangan yang meninggalkan berjuta-juta rasa pedih didalam diri ini, Entah sampai kapan luka ini akan pergi dan aku akan sembuh dari segala rasa bayang-bayang penyesalan dimana-mana.
Sampai kapan hingga pada waktunya aku akan berdiri lagi lalu menyadari kalau hidup ini tidak berhenti sekalipun telah ditinggal mati oleh kedua orang yang sangat teramat aku cintai, Kedua orang tuaku.

Inikah Hidup yang "Sesungguhnya?"

Seiring berjalannya waktu, seiring bertambahnya usia.
Secara tidak langsung semuanya bertambah.
Bertambah dalam arti tidak hanya 'positif' namun juga ke sisi yang 'negatif' itu manusiawi. Jika manusia mengalami perubahan yang bertahap namun tetap sejalan dengan dinamika dan masih dalam batasan yang rasional.
Perubahan itu PASTI ada. Tinggal kita yang bisa melihat dan mengartikan itu. Perubahan yang membawa ke sisi positif atau sebaliknya.

Sejauh ini, sebatas mata memandang. Sebisa telinga mendengar. Aku dan (terpaksa) cara berpikir ku menjadi lebih logis.
Melihat dunia ini lebih luas. Keluar dari lingkungan yang dari dulu 'itu-itu saja' kini aku mencoba mengepakkan sayap ku untuk terbang dan berkeliling lebih jauh lagi. Melihat dari segi lain dan sisi berbeda.
Dimana menjelang usia 18 tahun banyak sekali perjalanan dan pelajaran selama hidup.
Ada sebuah kebaikan yang janggal.
Ada sebuah kebohongan dibalik kejujuran.
Ada sebuah kejadian dibalik peristiwa nyata.
Ada sebuah dusta dibalik rasa cinta.
Ada orang yang bermuka dua dengan meminta belas kasihan untuk dicinta.
Ada orang hobby mengadu "domba" padahal ia tak mengerti apa-apa.
Tragis bukan? Inikah hidup yang sesungguhnya?
Inikah dunia? Yang semakin jelas banyak kesalahan dan orang-orang tak berharga tapi selalu menuntut untuk dihargai orang?
Yang banyak orang gila harta dan tahta hanya untuk sebuah kesenangan dan kebahagiaan di dunia yang fana.
Terkadang kedua mata ini tidak cukup melihat itu semua.
Mata hati yang memperlihatkan kesaksian itu. Asli atau palsunya. Benar atau tidaknya dan kejujuran atau kebohongannya.

Yang aku tau, menilai orang memang tidak baik, jika hanya melihat dari luarnya saja. Karena, belum tentu luarnya buruk namun dari dalam hatinya baik. Berhati-hatilah memilih teman. Pilih dan pertahankan dia yang selalu berusaha mendengarkan keluhanmu. Bukan untuk memberi kamu saran namun kamu sendiri tidak suka melakukannya. Terkadang, kita hanya perlu seorang temen untuk sekedar mendengar keluhan. Bukan untuk ikut campur menyelesaikannya.
Dia yang menerima segala bentuk kekuranganmu dan tidak pernah selangkah pun beranjak melangkah meninggalkanmu pantas kau beri penghargaan sebuah predikat berlabelkan “A True Best Friend”

Selasa, 29 Mei 2012

Tulisan Mama

Selamat pagi blogger :) udah lama nggak memposting satu cerita pengalaman gua buat di ceritain ke kalian semua nih. cerita ini beneran nyata terjadi, salah satu dari sekian banyak perlakuin kecil dari almh. mama buat gua yang terkadang bikin gua netesin air mata kalau ingat ini.

Waktu awal masuk SMA, itu kan banyak banget berkas yang harus di kumpulin. Termasuk salah satunya biodata pribadi siswa. Dikasih deadline sama wali kelas tapi gua tetap telat ngumpulinnya. Sebenarnya data pribadi sih udah selesai, tapi cetak foto yang belum hehe sampai pada akhirnya gua di panggil sama guru BP. Ini pertama kali nya di panggil guru BP dalam status bersalah. Ya walaupun bukan masalah besar kan? Terus disitu gua dikasih hukuman gara-gara telat mengumpulkan data diri, katanya gua memperlambat kinerja kerja guru lain yang harusnya menginput data diri siswa. Hduh ribet deh. Gua dikasih hukuman suruh nulis kalimat "saya berjanji akan mengumpulkan tugas dengan tepat waktu" sebanyak satu buku penuh bolak balik halaman dan tanpa dilangkah. Kebayang kan males dan banyaknya kayak apa? walaupun gua udah nyobek halaman-halaman didalam buku tulis itu tetap aja masih banyak. Akhirnya seharian penuh selama disekolah gua mulai mencicil nulis kalimat itu dibuku. Sama halnya pas sampe dirumah. Abis makan nggak pake lanjut tidur siang, tapi langsung ngerjain hukuman itu. Ternyata sampe malam harinya pun belum selesai juga. Masih tersisa beberapa lembar halaman lagi. Saat itu mama tau kalau gua lagi di hukum, dia nggak nyalahin gua. Karena emang itu termasuk hal sepele lah yang nggak harus dipermasalahin.
Pagi-pagi pas gua bangun tidur gua baru sadar kalau hukumannya belum selesai gua kerjain dan harus dikumpulin hari ini, kalau nggak mau hukumannya bertambah. Gua langsung buka buku ke halaman yang masih kosong. Tapi apa? Nggak ada halaman kosong itu. Saat itu gua langsung tau, tulisan mama di halaman-halaman terakhir itu. Jadi mama bantu ngerjain hukuman gua? Mungkin mama kasian ngeliat gua ngerjain hukuman seharian sampe ketiduran. Dan nggak kepikiran sama sekali kalau mama bantuin gua sampe ke hal kecil kayak gitu. Pas gua tanya ke mama dia cuma jawab "abis mama nggak tega ngeliat anak mama ketiduran di atas buku gitu, mama kerjain aja deh :) " Sederhana banget kan pertolongan mama? Tapi sungguh, itu yang buat gua terharu. Mama memperhatikan semua kebutuhan anaknya dari hal-hal kecil sekaligus.
Hal-hal kecil yang nggak gampang gua lupain, yang selalu mudah buat gua inget dan terharu saat inget itu semua.

Minggu, 15 April 2012

My Biggest Idol

Setiap manusia saya yakin, mereka mempunyai pandangan tersendiri dan berbeda-beda tentang seorang Idola. Begitu pun saya, di setiap bidang saya memiliki banyak idola berbeda. Seperti penyanyi mancanegara favorite saya adalah Brian Mcknight. Penyanyi dalam negeri idola saya adalah trio GAC (Gamal, Audrey, Cantika) dan Raisa Andriana. Penulis idola saya adalah mbak Dewi 'dee' lestari. Dan masih banyak lagi. Namun selama hidup saya dan dimulai dari saya dilahirkan ke dunia ini sampai akhir hayat saya menutup mata dan menghembuskan nafas terakhir saya. Idola terbesar dan terhebat adalah seorang IBU. Terlebih Ibu saya sendiri. 
Mungkin semua anak mengidolakan ibu nya. Namun, kata idola ini mempunyai persepsi berbeda-beda. Saya bukan hanya mengidolakan ibu saya, namun juga mengaguminya, mencintainya dengan segenap jiwa raga saya. Mengapa demikian? Karena sebuah pengorbanannya tentu saja. Bisakah kalian menghitung pengorbanan seorang ibu? Menggunakan kalkulator sekalipun rasanya tidak mungkin. Jumlahnya terlampau banyak. Dan jika aku diminta untuk menuliskan semua kehebatan ibu ku diatas suatu kertas putih. Aku rasa, aku perlu membabat semua pohon di belantara bumi ini untuk menjadikannya kertas. Ibu ku tidak pernah mengeluh, sekalipun suatu masalah besar datang pada kehidupan kami. Ia tetap tersenyum dan mengatakan semua nya baik-baik saja. Sampai pada saat kesehatan ibu ku mulai menurun dan memburuk. Iya hanya berkata "mama nggak kenapa kenapa kok, cuma sakit perut aja. Nanti minum obat maag juga sembuh. Itu mama bikinin bekal buat di sekolah, kamu sekolah aja" sambil tersenyum menahan rasa sakit yang ia rasakan itu. Bahkan dalam keadaan menahan sakit, ibu ku masih sempat dan berusaha membuatkan ku bekal sarapan ke sekolah. Tidak pernah menyangka sebelumnya, apalagi sampai memikirkan hal buruk itu. Bahwa itu adalah masakan terakhir dan bekal dari mama yang terakhir kali nya. Siangnya saat aku pulang sekolah, mama sudah ingin dibawa ke Rumah sakit. Aku sempat menemani nya beberapa saat di ruang UGD. Wajah cantiknya pucat badannya pun lemas, namun mama ku masih bisa naik ke atas tempat tidur di ruang UGD dengan sendiri. "mama udah nggak kuat de" sambil merintih kesakitan mama memegangi perutnya, berbicara lirih menahan air mata, menahan rasa sakitnya. Kata-kata yang aku benci itu keluar dari mulut mama berulang-ulang kali. Aku hanya bisa menenangkannya dibalik rasa cemasku "mama harus kuat, mama pasti baik-baik aja kok, tahan ya ma" namun aku tidak setegar mama. Air mata di pelupuk mata ku sudah tidak tertahankan. Tidak lama mama di pindahkan ke ruang rawat inap. Kondisinya belum membaik, mama masih merintih kesakitan, memegangi perutnya. Saat malam hari, aku pamit pulang padanya, membiarkan kakak tunggal ku yang menjaganya. Karna besok hari aku harus sekolah. Ada beberapa kata yang ingin aku ucapkan padanya sebelum pulang, namun aku tidak bisa mengucapkannya. Bahkan saat berpamitan, aku tidak kuasa untuk mencium kening atau pipi nya. Aku takut, tangisku akan meledak lagi saat itu. Aku hanya berkata "ma, ade pulang dulu ya besok kan mau sekolah" sambil mencium tangannya. "Iya, besok pulang sekolah langsung kesini ya, jagain mama" mama berkata lemas. Aku hanya mengangguk. Saat sampai dirumah aku pun masih dalam keadaan cemas, membayangkan sesuatu yang buruk akan terjadi. Esok hari nya saat aku bersiap-siap berangkat ke sekolah. Ada satu telepon mengejutkan, bahwa mama kondisinya memburuk dan sudah koma berada di ruang ICU. Seluruh keluarga menuju rumah sakit. Dan saat aku masuk ke ruang ICU. Mama sudah tidak sadarkan diri, mama koma. Napasnya pun di bantu oleh alat untuk memompa jantungnya. Telapak kaki mama sudah dingin dan kaku. Bisakah kamu menghitung berapa air mata yang menetes dipipiku? Aku memeluknya, mencium wajahnya, membisikkan kata "La illahailallah" sebanyak-banyaknya di telinga beliau. Aku pun meminta maaf padanya. Setelah itu aku membacakan surat yasin di telinga mama. Namun, belum selesai aku membacakan surat yasin, seorang suster mengatakan sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya "maaf, ibu ini sudah nggak ada". Aku teriak, aku tak kuasa menangis, bukan hanya menangis, namun juga menyesal. Aku tidak percaya, aku memegang wajah mama dan mencoba membangunkannya. Lagi dan lagi. Namun tidak berhasil. Mamaku sudah tiada, semua berlalu begitu cepat, sulit untuk ku percaya. Badanku jatuh ke lantai, terkulai lemas. Sebagian jiwa dan hidupku sudah pergi, sudah hilang dan tak akan bisa kembali. Mama, dia lah setengah jiwaku. Wanita terhebat dalam hidupku, motivator terbesarku, Mama sang idolaku.

Sabtu, 28 Januari 2012

That's what friend are for #7 Rizky Aditya Herdiana

Namanya kiki, Seorang murid pindahan dari SMP 177 Jakarta. Pindah ke sekolah gue waktu kelas 8 semester 2 kalo nggak salah.
Pertama tau mau ada murid baru, gue yang lagi kumpul sama sahabat sahabat gue yang lain langsung agak heboh. Soalnya muka kiki ini tuh ngeselin! Minta di usir hehehe minta di labrak. Sombong sombong gimana gitu, keliling sekolah gue tapi matanya nunduk ke hp terus. Eh pas tau dia bakal pindah ke kelas gue. Yah gimana ya, nggak kenapa napa sih hehe waktu itu akhirnya dia duduk semeja sama gue. Awalnya sih masih diem gitu, malu malu lah biasa. Eh pas udah 3 hari sekolah mulai keliatan kalo dia bawel banget hahaha seru sih tapi. Dia agak pinter cuma ya sedikit oneng hehe :D
Kiki ini juga manja banget orangnya, duduk semeja sama orang kayak gini butuh kesabaran ekstra.
Kita jadi lumayan deket disitu, sempet punya panggilan aneh juga hehe karna gue itu orangnya suka tokoh kartun popeye. Dan karna gue orangnya stronger gitu jadi gue di panggil kiki 'popeye' terus karna kiki orangnya manja dan agak cempreng jadi gue panggil 'olive'. Oh iya, waktu itu gue kerumah kiki karna dia bilang mau pindah lagi. Tapi masih belum pasti. Yaudah gue kasih kenang-kenangan berupa mug popeye gitu ada 2 kalo nggak salah, eh dia dengan entengnya ngomong "yah tha, gelasnya pecah" aaaaah kesel nggak sih?! Hehe untung gue orangnya sabar jadi yaudah nggak masalah deh toh cuma mug doang. Pas kenaikan kelas 9. Ternyata kiki beneran pindah :'( dia nggak pamit sama gue, sedih banget. Pas bagi rapot gue nggak ikut, jadi nggak ketemu kiki buat yang terakhir di Tangerang.
Tapi kita masih sering sms atau di facebook ngobrol gitu. Persahabatan gue dan kiki masih berjalan sampe sekarang lho. Padahal kenalnya juga nggak lama ya cuma duduk semeja selama kurang lebih 6 bulan.
Januari 2010 juga gue nekat pergi ke cirebon, tempat dia tinggal. Naik Kereta. Itu pertama kalinya gue pergi keluar kota, naik kereta tanpa di temenin orang tua. Nginep semalam dirumahnya. Dia nggak berubah, masih rame kayak dulu cuma lebih tinggi. Mungkin karna kelebihan gizi kali ya :)
Sama kiki nggak pernah ada masalah sih, kita seru-seruan aja orangnya. Curhat-curhatan aja kayak biasa. Dan bersahabat sama kiki itu menyenangkan hehe anaknya childish soalnya jadi lucu aja bawaannya :)
Sampe sekarang gue belum ketemu kiki lagi, kangen banget rasanya. Kalo ketemu niatnya gue yang pengen nyubitin dia, pasti malah jadi gue yang di cubitin, malah sakit banget lagi. Niatnya gue yang pengen jambakin rambutnya, pasti malah balik gue yang di jambakin. Dasar curang! Hehe semoga nanti pas liburan setelah UN gue bisa kesana ya ki, kita ketemu, kangen kangenan, cerita cerita :')
That's what friend are for.

That's what friend are for #6 Dian Ayu Pratiwi

Biasa gue panggil Dian. Tapi sekarang dia lebih sering di panggil sama baday. Entah kenapa juga gue nggak ngerti.
Persahabatan gue sama dian ini agak sedikit rumit. Persahabatan gue sama dian di mulai di kelas Bahasa Inggris pas MBS waktu pertama kali masuk SMP. Berawal dari situ, akhirnya kita berteman, sering pulang bareng karna kebetulan saat itu rumah kita searah.
Gue sama dian termasuk yang sering berantem juga. Wajar sih, berantem dari hal yang nggak penting sampe ke hal yang penting sekalipun.
Tapi ujungnya ya pasti kita baikan juga kayak biasanya.
Gue lebih nganggep dian itu ke adik gue, mungkin karna badannya lebih kecil dari gue hehe padahal umur dian lebih tua beberapa bulan dari gue.
Banyak hal mengharukan selama kurang lebih 3 tahun satu sekolah sama dian.
Ada beberapa hal penting juga yang secara nggak langsung dian kasih ke gue, sampe sekarang masih gua lakuin. Dian ngajarin gue beberapa hal juga. Yah itulah guna nya sahabat.
Oiya, harusnya gue sama dian ini masuk ke museum sejarah lho. Kita pencetus sebutan 'bat' yang artinya itu sahabat. Cuma dulu awal mulanya, 'bat' itu di tulis 'bhad'.
Persahabatan gue sama dian ini punya 3 saksi. Boneka boneka hehe yang boneka anjing dari dian buat gue. sampe 2 boneka yang pernah gue kasih ke dian namanya Dita, boneka beruang berjaket pink yang di jaketnya itu ada tulisan yang sengaja gue bordir :) sama boneka Taddy namanya, boneka beruangnya Mr. Bean.
Ada juga 1 kalung. Di kalung itu ada janji persahabatan kita yang bunyi nya "Sahabat sejati selalu ada di hati, dan takkan terpisahkan sampai nanti kita mati" itu gue yang bikin sendiri kata-katanya.
Selain itu, persahabatan gue sama dian di abadikan ke sebuah buku. Ya karna gue dari SD itu hobby banget baca dan nulis. Akhirnya gue mencoba memberikan sebuah kenangan didalam buku tersebut. 1 buku itu gue tulis sendiri pake tulisan tangan.
Dan dian juga memberikan buku yang sama, karangan dia tentan sejarah, kesan dan pesan di persahabatan kita hehe so sweet ya.
Sampe sekarang pun, gue masih bersahabat baik sama dia. Gue banyak banget ceritain dian ke almh. Nyokap.
Eh tanpa terduga sebelumnya, ternyata almh. Nyokap gue itu kenalan sama nyokapnya dian hehe pas banget ya.
Inti dari segala inti adalah, persahabatan gue sama dian itu berliku-liku. Coba deh suruh dian itung berapa kali gue sama dia berantem?dan ujungnya pasti baikan lagi hehe itu unik tapi :D
Dian tuh dulu sering banget nasehatin gue, marahin kalo gue salah, marahin kalo gue mulai nyerah ngehadepin masalah. That's what friend are for :) makasih ya dian, udah ngajarin talit apa arti sahabat sesungguhnya. Sahabat yang nggak cuma ada di saat seneng aja. Makasih udah banyak ngajarin talit sesuatu di hidup ini, makasih udah mau jadi sahabat talit :')
Jangan pernah berubah ya!

Kamis, 26 Januari 2012

That's what friend are for #5 Reytavenzka Fidelia

Reytavenzka Fidelia alias thata. Entah kenapa nama dia gue masukin ke list sahabat gue. Persahabatan gue sama Thata cuma 2 tahunan. Sampe akhirnya dia ninggalin gue dan pergi duluan ke sisi allah. Pertemuan tak terduga dan tanpa rencana itu yang akhirnya bikin gue kenal bahkan sampe deket sama Thata. Sebelumnya gue udah pernah ceritain tentang sahabat gue thata ini di blog. Kalo nggak salah judul postingannya "Pertemuan dan Perpisahan dikala Hujan"
Thata itu udah ngajarin gue banyak hal secara nggak langsung dan secara singkat.
Thata itu korban broken home. Bukan cuma itu aja. Dia disini tinggal sendirian. Dan setiap bulannya cuma nerima uang kiriman dari orang tuanya di luar kota, orang tua nya masing-masing udah punya keluarga baru.
Thata 2 tahun lebih tua dari gue, dia putus sekolah bukan karena nggak punya biaya. Tapi dia nggak punya penyemangat. Dia mikirnya percuma dia jadi sukses pun kalo dua orang yang pengen dia sukses udah berpisah dan nggak memperdulikan dia.
Kadang gue bisa ngerasain sedikit yang Thata rasain. Gimana sakitnya kalo ngeliat orang tuanya pisah.
Nanyain keadaan thata pun nggak pernah. Padahal kalo di pikir pikir, Thata itu kan anak perempuan, anak semata wayang. Kok bisa ya sampe segitunya? Tapi hebatnya thata dia cuek aja. Cuek dalam arti, dia nggak ngejadiin itu semua masalah besar, dia tetep jalanin hidup apa adanya. Walaupun akhirnya gue tau thata itu korban. Korban keisengan teman-teman nggak bertanggung jawab yang bikin thata terjerumus ke obat-obatan terlarang.
Thata, penyemangat gue. Dia selalu bisa bikin gue ketawa disaat gue rasa udah nggak ada jalan keluar dari masalah gue.
Dia selalu bisa bikin gue sadar, kalo masih banyak yang hidupnya lebih tidak beruntung di bawah gue.
Dia yang selalu bisa menyadarkan gue untuk selalu besyukur atas apa yang gue punya sekarang.
Dia yang ngajarin gue buat nggak cengeng, nggak gampang ngeluh dan nggak gampang nangis.
Dia sahabat dari segala sahabat.
That's what friend are for :)

That's what friend are for #4 Efrida Rahmawati

Ini sahabat gue yang lain lagi. Namanya Efrida Rahmawati. Biasanya di panggil frida. Kejadian-kejadian kecil sampe hal besar banyak gue laluin sama dia. Dulu waktu SD, gue lupa kelas berapanya. Antara kelas 3-4 gitu. Setiap pulang sekolah, nyokap gua setengah pusing nyariin gue nggak ada di mobil jemputan. Tau nya gue di temuin nyokap udah ada di mobil jemputannya frida hahaha, sering banget kayak gitu. Padahal rumah gue dan frida berbanding arah yang cukup jauh. Dulu tuh frida galak banget, sama ade nya. Sama mbak pembantunya. Sama gua juga. Tapi gue sih udah biasa, jadi udah ngertiin aja kalo frida gitu, paling buat mencairkan suasana pas frida lagi marah marah ya gue ajak bercanda aja biar moodnya sedikit kembali naik.
Dulu, frida tuh koleksi barbie hahaha padahal frida anaknya tuh agak tomboy lho, hampir mirip kayak gue. Ya walaupun sekarang lebih jauh frida lebih tomboy dari gue. Gue masih suka pake baju baju blouse, rok mini atau dress. Tapi frida kayaknya nggak pernah deh hehe. Dia koleksi barbie yang lumayan banyak lah, lengkap beserta tempat tidur, kursi dan mejanya. Dari sisir, sepatu, kaca mata, tas dan pernak pernik buat mempercantiknya tuh dia punya lengkap.
Gue sering banget nginep dirumah frida. Bukan cuma keluarganya aja. sampe kakek neneknya frida kenal lumayan akrab sama gue. Dari om, tante, bude, pakde dan sepupu sepupunya juga beberapa gue kenal hehehe karna saking sering nginep dirumahnya.
Tapi yang gue liat makin bertambahnya umur sikap frida makin berubah menjadi lebih baik. Dari yang tadi nya emosinya labil, sering marah dan galak banget. Sekarang udah berkurang banget malah kayaknya udah ilang. Alhamdulillah ya sahabatku ini sudah makin dewasa sifatnya.
Gue udah nganggep bokap nyokapnya frida pun jadi orang tua gue. Kadang manggil bokap nyokap nya frida dengan sebutan 'ayah dan ibu'.
Nyokap gue pun bersahabat baik sama bokap nyokapnya frida, udah kayak adik kakak. Kebetulan nama nyokap gue dan nama nyokap frida itu hampir sama hehe mereka udah kayak saudara deketnya. Bukan cuma gue yang suka cerita ke frida, tapi ibu kami berdua pun sama. Keluarga frida tau semua sejarah tentang keluarga gue, begitupun sebaliknya.
That's what friend are for :)

That's what friend are for #3 Errvyna Dian Lestari

Vina, biasa di di panggilnya. Dia sahabat gue yang sampe detik ini pun masih menjabat sebagai sahabat gue. Sama seperti halnya dengan wulan, Nyokap gue dan mama nya vina pun bersahabat baik. Dari kakaknya vina yang pertama sampe yang ketiga gue kenal semua. Gue juga sering nginep dan liburan bareng vina dan keluarganya.

Vina itu orangnya baik, selalu baik. Dia dewasa banget apa mungkin umurnya yang beda 7 bulan lebih tua dari gue. Hehe vina dari dulu sampe sekarang yang bikin khas itu pipinya! Haha pipinya tembem banget, makanya gue dan sahabat sahabat yg lain suka manggil dia 'bakpau' karna pipinya yang tembem itu, sekilas dulu tuh vina mirip gita gutawa hehehe tapi sekilas ya. Dia juga suka banget sama kura-kura. Dari yang kecil sampe yang gede namanya otoy dan bumi dulu kura kuranya sampe sekarang udah nggak punya lagi hehehe
Vina itu peduli banget sama gue, begitu pun keluarganya. Gue ngerasain banget hal itu tanpa harus mereka bilang kalo mereka peduli sama gue. Yang bikin vina beda dari yang lain itu. Sewaktu dan setelah almh. Nyokap gue meninggal sampe sekarang vina dan keluarganya masih suka nanya kabar gue. entah itu sms atau telpon. Nggak kayak yang kelihatan peduli nya waktu saat nyokap gue baru meninggal aja. Vina juga sesekali sering ngajak ke makam nyokap gue, cuma ya karna perbedaan waktu dan tempat sekolah yang mungkin bikin kita susah bikin waktu janjian. Tapi sejauh ini, hubungan persahabatan gue dan vina selama 12 tahun baik-baik aja, sampe sekarang kita masih bersahabat.
That's what friend are for :)

Rabu, 25 Januari 2012

That's what friend are for #2 Wulandari Rosidawati


Yang Ke-2 ini namanya Wulandari Rosidawati. Cewek seumuran gue yang lahir tanggal 12 Juni 1994 ini adalah teman pertama kali nya gue kenal yang namanya bangku sekolah :)
Pas pertama kali sekolah di SDN Tangerang 6 kelas 1B. Gue berkenalan dengan wulan. Entah gimana asal muasalnya gue duduk dan berkenalan dengan wulan ini. Yang gue inget, Wulan ini orangnya pemalu banget. Dulu hampir gue nyangka nya kalau dia ini nggak bisa ngomong alias bisu. Abisnya, setiap gue ngomong dia cuma senyum aja. Kalau gue pinjem alat tulis atau sesuatu jawabannya ya cuma pake gerak tubuhnya aja. Kalau dia punya ya dia mengangguk, kalau dia nggak punya ya dia geleng-geleng hehehe. Hampir nggak ada satu patah kata pun yang dia keluarin dari mulutnya. Tapi lewatin itu semua. Almh. Nyokap gue dan wulan juga bersahabat dekat. Ini yang bikin hubungan gue dan wulan nggak cuma berjalan di sekolahan.
Dan lama kelamaan keliatan juga aslinya kalau wulan nggak sepenuhnya pendiem, dia anaknya asik juga ya walaupun nggak sebawel gue sih hehe oiyah Kayak waktu dulu, gue lupa kelas berapa. Ada kejadian menyedihkan. Adik perempuannya wulan yang masih TK, Sari namanya. Kena kecelakaan, dia di tabrak sama mobil. Dan itu malah yang bikin keluarga gue dan wulan makin deket. Disaat almh. Nyokap gue nemenin nyokapnya wulan di rumah sakit. Ya otomatis wulan sama gue, sempet nginep di rumah gue juga. Bukan cuma itu aja, gue juga sering nginep dirumah wulan, bahkan ikut keluarganya wulan liburan ke rumah neneknya di Rangkas. Ini pengalaman yang nggak bisa di lupain.
Bahkan, sampe sekarang gue dan wulan udah SMA kelas 12 pun kita masih berteman dekat lho. Masih sering main dan liburan bareng walaupun udah beda sekolah. Terakhir liburan bareng sama wulan waktu tahun baru 2010-2011 waktu itu kita ke puncak bersama keluarga temen temen yang lainnya. Yah, gue harap setelah berteman hampir 12 tahun sama wulan ini, kita bisa tetep bareng bareng bersahabat seperti sedia kala, tanpa pernah lupa satu sama lain. Kalau pun nanti jarak jauh yang misahin karna kuliah kita beda kota atau bahkan negara. Semoga hubungan persahabatan kita masih tetap utuh dengan komunikasi yang nggak pernah luntur :)
That's what friend are for.

That's what friend are for #1 - IIN

Sahabat?
1 kata, 7 huruf. Beribu ribu pengertian.
Setiap orang pasti punya definisi berbeda-beda dengan kata ini.
Begitu pun dengan ada nya gue.
Pengalaman hidup selama 17 tahun di dunia ini mengajarkan gue sedikit banyak tentang peran seorang sahabat di kehidupan kita. Tapi, beberapa dari itu cuma mengecewakan. Let's check!

Dulu, waktu umur gue kira-kira 6 tahunan. Gue punya sahabat, sebut aja namanya iin. Karna waktu itu gue nggak tau nama lengkapnya. Dia tetangga gue, tapi dia ngontrak sama bokapnya yang polisi di rumah kontrakan petakan daerah rumah gue gang jamblang cipondoh. Iin anaknya lebih tua sekitar 2-3 tahun dari gue. Kelihatan dia udah mandiri dan cuek sendiri sama dunia nya. Waktu pertama gue di beliin otopet sama nyokap (waktu itu lagi musim main otopet) gue langsung kerumah iin bawa otopet gue, dan apa? Iin ngajak gue pergi lumayan jauh, ke suatu tempat main ding-dong. Bersama otopet gue, kita berdua pergi. Kita main ding-dong dengan gratis sepuasnya. Kenapa gratis? Karna bokapnya iin polisi yang jaga daerah sekitar situ. Keasyikan main disana, jadi lupa waktu. Dan akhirnya kita berdua pulang setelah hampir mau maghrib. pulang bercanda canda dulu lewatin sawah sawah. Gue ngerasa nyaman main sama iin. Dia dewasa, cuek, nekat dan apa adanya. Iin yang ngajarin gue gimana caranya nyebrang jalan dengan cepat waktu dulu. Iin yang ngajarin gue gimana manjat pohon belimbing. Iin yang ngajarin gue gimana caranya makan kacang mede yang di dapet dari buah jambu monyet hasil petikan sendiri. Iin yang ngajarin gue berani. Tapi, itu semua nggak berlangsung lama. Disaat gue udah mulai masuk sekolah, gue jarang ketemu iin. Setiap ngelewatin rumahnya juga kosong. Akhirnya setelah nggak lama dari itu, gue tau klo iin pindah rumah. Kecewa sih pasti, karna kenapa iin nggak pamit waktu itu? Kenapa iin nggak ninggalin nomor telpon bokapnya buat gue bisa ngehubungin iin lagi?
Belajar dari keberanian yang iin tularkan ke gue, suatu hari gue dateng ke pos polisi dimana bokapnya iin suka jaga disitu, dan gue tanya ke bapak polisi "pak, ada iin nggak?" tanya gue. Dan bapak polisi bilang "wah nggak tau, udah pindah keluar kota kali ayahnya iin". Dari situ gua pulang dengan kecewa, dan nggak bisa nemuin teman pengganti yang sekeren dan seberani iin.
Oh iya, dulu almh. Nyokap gue pernah ngelarang gue main sama iin. Alasannya sih karna iin nakal, pertama kali main sama dia gue di ajak ke tempat jauh, tempat main ding-dong sampe maghrib. Tapi disitu, gue tetep berteman sama iin, dia ngajarin gue 'sesuatu'
Semoga kalau nanti suatu saat iin baca tulisan ini, dia jadi inget sama gue :)
That's what friend are for :D

Senin, 23 Januari 2012

1 Tahun Tanpamu

selamat malam para blog walking :)
Terimakasih sudah berkunjung dan meluangkan waktu sedikit untuk membaca postingan saya ini.

Lagi lagi dan lagi saya ingin membahas tentang suatu hal yang sampai saat ini masih ada sedikit kepedihan di dalam hati yang saya rasakan.
Hidup 1 tahun setelah kepergian mama memang nggak mudah, lebih tepatnya malah sangat sulit.
Sampai detik ini, saya sering berharap. Bahwa suatu hari nanti mama saya akan kembali lagi, dan bilang kalau selama ini mama hanya menguji, mama hanya mendidik aku supaya belajar mandiri dan lebih baik lagi. Seperti adegan di beberapa film yang pernah ku tonton.
1 tahun setelah meninggalnya mama, aku tinggal bersama papa, kaka dan kakek nenekku.
Tinggal bersama orang yang mungkin boleh ku bilang 'asing' memang pilihan yang agak mengkhawatirkan. Walaupun mereka masih menjadi bagian keluarga, terlebih ayah dan kakakku yang masih ada hubungan darah yang sangat erat denganku.
Namun lagi lagi ini tak mudah, selama kurang lebih 7 tahun aku hanya tinggal berdua dengan mama, lalu kini aku kehilangannya dan harus tinggal bersama orang baru di lingkungan keluarga yang baru.
Nenekku mendidikku dengan agak keras, seperti adat dan cara berbicara nya yang sedikit keras dan terkadang agak kasar.
Sering kali aku tidak kuat dengan caranya mendidikku, sering kali aku mempunyai niat untuk kabur dan pergi dari rumah ini, namun selalu. Mama yang mungkin menghalanginya, mama yang selalu menjadikan ku kuat dengan semua ini.
Sering kali, aku merasa kesal bahkan mungkin menyimpan sedikit rasa dendam pada papa karna sikapnya yang terkadang kumat menjadi sangat tidak menyenangkan, ingin sekali aku memakinya, namun selalu. Mama yang membuat ku tidak melakukan hal itu.
Sering kali, aku menangis di pojokan kamar, di balik bantal. Aku menangis sekeras kerasnya dan meredam suara tangisanku dengan bantal, entah karna aku tidak kuat berada di rumah ini, dengan segala hal baru, kebiasaan baru, anggota keluarga baru atau mungkin aku menangis karna tidak dapat menerima kenyataan bahwa kini aku sudah pincang. Pincang dalam arti, mama yang selama ini menopang hidupku, menopang aku untuk selalu berdiri tegar sudah tiada lagi. Namun selalu, mama satu satunya alasan selama ini untuk aku menghapus air mata ku.

Mama, saat aku merasa lelah menghadapi semua kerasnya kehidupan. Cuma mama satu-satunya alasan kenapa aku bertahan sampai detik ini.
1 tahun, bukan waktu yang sebentar
Tapi, rasa sakit ini masih selalu ada klo ingat saat saat terakhir di ruangan ICU sampe mengantar jenazah mama kerumah dengan mobil ambulans.

Sedih rasanya, klo dulu selalu cerita dan ngelakuin semua hal sama mama, tapi sekarang. Cuma sendirian.
Klo dulu lagi sakit, selalu ada mama yang nolongin. Nyuapin makan, nyuruh minum obat, nganterin ke dokter. Tapi sekarang? Cuma sendirian.

Walaupun disini nggak tinggal sendirian. Masih ada papa, kakak, kakek dan nenek. Tetep aja rasanya beda.
Nggak semua hal bisa di ceritain ke mereka.
Nggak semua hal bisa minta tolong ke mereka.
Kangen banget rasanya ma,
Pengen peluk mama
Pengen cium mama
Pengen pegang pipi mama
Pengen ngelus rambut mama
Pengen tinggal berdua sama mama lagi.
Rasanya lebih tenang ma, lebih bikin hati seneng klo ada mama disini.

Minggu, 22 Januari 2012

PENGUMUMAN PROJECT MENULIS "Aku & Idolaku"



Berikut adalah Nama-nama Judul dan Penulis yang naskahnya terpilih untuk di bukukan dan di terbitkan melalui self publisher nulisbuku.com untuk yang nama nya tidak terpilih jangan sedih dan menyerah ya, tetaplah selalu menulis, never give up. mungkin di kesempatan lain kita bisa kerja sama ya :)


Bangun, Jangan Tidur Lagi
@jw_rome – Juliana Wina Rome

Asma Nadia Inspirasiku
@ila_rizky - Ila Rizky Nidiana

Alien Sebagai Insprator Menulis
@udamakiyya - Uda Makiyya

My Idol Is My Inspirations
@silmiaddina - Silmi Addina


Jejak si Sepatu Putih
@septantya - Septantya Chandra


Guruku Hebat
@mulyana_aha - Adryan Monteque


Aku dan Tulisan Idolaku
@ditaa7 - Andhita Nadhirah


Andy F. Noya: Sosok Inspiratif yang Nggak Ada Matinya
@sintiaastarina - Sintia Astarina


“Pengaruh dalam Diriku”
@azzblacklist69 - Diaz Alfi Gusti Kurniawan


DEWI LESTARI WANITA PENUH PESONA
@ichandfay - Neny Makmun


Kau Idolaku, Bukan Jodohku.
Nany Helmi


Mengejar Sherina
@vaayana - Va Ayana Lubis


Sebatang Cokelat yang Tertunda
@fannyniez - Fanny YS


Aku, Agnes dan Motto Hidupnya
@riu_aj - Arif Zunaidi Riu Aj

Mama, Idola Semua Idola
@cyncuuun - Cynthia Aprilia Susandi

Aku dan Iwan fals
@lita_asari - Arlita Widyasari

Perempuan Kuat yang Menginspirasi
@fadilais - Fadila Istiqa S.

Ungkapan Perwakilan Perasaan
@ismazhar - Azhar

Andrea Hirata inspirasiku
@yunitahentika - Yunita Hentika

Menapaki Jalan Keilmuan Berkat Sang Idola
@ericarosella - Erica Rosella

Bepe Oh Bepe: Ada Kata di Balik Jemarimu
@dianbudiarti - Dian "Didi" Budiarti

Virus Raditya Dika: Bukan Virus Biasa
@denaamsar - Dena Ambar Sary

Aku Jatuh Cinta, Wahai Idolaku
@fitriadewii - Fitria D. Raswatie

Guru Abadiku
@rezatjahjono - Reza M. Tjahjono

Denny Sumargo
@sandaljepitt - Fitriana Nugra

Aku dan Diriku
@anti_on_error - Anti

Lelaki Aceh itu Idolaku
@miranda seftiana - Gibran Al-Fakhoura

Berawal dari Syair
Wahyu Wibowo

Look At My Inspiration
@hikarimio - Kernjolie

Untuk Idolaku Nabila Syakieb
@askarmarlindo - Arlando

Anoucher Idolaku
@poccidah_elmughni - Peri Kecil

Cinta Pandangan Pertama
@putrikayamos - Putri Wulandari

I'm Reaching
@Sfarrahdiba -Shindy Farrahdiba

Nama Kita Mirip.Aku Zarry Kamu Zarry's
@liakhairunnisa - Lia Khairunnisa

Ini Idolaku, Mana Idolamu?
Izzur Rozabi




Dear all, Nama yang sudah terpilih. Selamat ya, Terima Kasih sudah berpartisipasi untuk project menulis untuk amal ini. proses editing dan penerbitan buku melalui @nulisbuku bisa di tunggu 2 minggu dari sekarang untuk kemudian bisa kalian beli dan kalian promosikan buku nya. Untuk yang nama, user twitter dan judulnya ada kesalahan penulisan disini bisa kirim e-mail ke im.alig@yahoo.com untuk penulisan Revisi Nama, User Twitter dan Judul Cerita di tunggu paling lambat tanggal 24 Januari pukul 23.59. Terima Kasih selamat Berakhir pekan :)




Salam, Talitha

Jumat, 20 Januari 2012

#9 #15HariNgeblogFF - "inilah aku, tanpamu"

Satu bulan sudah.
Tak ada lagi tutur rayu mu untukku.
Tak ada lagi kata-kata cinta.
Tak ada lagi hari bersama berdua.
Tak ada lagi senyuman, tatapan dan harapan indah kita berdua.
Semenjak berpisah dan memutuskan hubungan kita, aku masih disini.
Sendiri bersama kepingan-kepingan hati yang tersakiti.
Aku masih disini, sendiri.
Berharap kau akan menoleh ke arahku kemudian kembali menggenggam hangat jemariku.
Aku masih disini, sendiri.
Berteman sepi, dan ribuan janji yang tak sanggup kau tepati.
Aku masih disini, sendiri.
Berteman dengan harapan indah, yang kini hanyalah menjadi harapan kosong tak berarti.

Sering kali, aku membuka inbox handphone ku.
Melihat ribuan pesan singkat dengan kata kata mesra darimu,
Kembali membuka galeri foto kita berdua dengan senyuman bahagia.
Kembali mendengarkan voice note yang sering sekali kau kirimkan padaku.

Mendengar suaramu, memberikan rasa pedih tersendiri dalam hati ini
Melihat wajahmu, membuat kerinduan ku yang teramat dalam ini semakin bertambah, membludak. Seolah sudah tak bisa lebih lama lagi untuk ku simpan semua rasa rindu.
Namun sayang, kini tak ada lagi.
Kau telah menjadi kenangan.
Telah menjadi bagian dari masa lalu.

Ingin aku memberitahumu "inilah aku, tanpamu"
Tetap berusaha tegar, meskipun nyata nya tak semudah itu
Tetap mencoba melupakan dan menghapus semua tentangmu, meskipun nyata nya tak secepat itu.
Tetap berusaha tersenyum di depanmu, meski pun nyata nya senyum ku tak beralasan jika tak ada kamu sekarang.

Kamis, 19 Januari 2012

#8 #15HariNgeblogFF - Aku Benci kamu

Kamu, tempat ku berbagi semua kisah hidupku.
entah apakah itu kebahagiaan atau malah kesedihan.
bercerita denganmu adalah kebahagiaan tersendiri untukku.
berbagi semua peluh, keluh, tawa, canda, bahagia, bahkan hingga berurai air mata
sudah hampir 3 tahun aku bersamamu, tanpa pernah sekalipun kau meninggalkan aku.
kamu, adalah tempat paling nyaman untukku bercerita tentang semua hal yang aku rasakan
kamu, mengerti, memahami semuanya.
hampir setiap hari aku menceritakkan semua hal yang ku alami padamu.
bercerita denganmu membuatku lupa waktu, bisa n1 jam bahkan 5 jam pun pernah ku lalui bersamamu.
pernah suatu hari kamu menghilang entah kemana, aku setengah mati mencari keberadaanmu.
aku sangat kehilanganmu, kehilangan sahabat sejati ku, tempat bercerita ku.
hampir menangis aku mencari mu kemana mana namun tidak juga ketemu.
dan akhirnya kamu kembali padaku lagi.
Kamu adalah tempat paling hebat dan jago untuk menjaga semua rahasia cerita-cerita ku. tidak pernah sekalipun kamu menyebarkan cerita ku mpada orang lain.
namun kemana kamu sekarang?
sudah 4 hari tidak melihatmu, aku benci jika kamu menghilang tanpa jejak seperti ini!
aku takut jika kamu hilang nanti semua cerita ku akan tersebar luaskan. dan aku tidak mau hal itu terjadi.
Kamu tempatku menyimpan draft novel kisah hidupku sendiri.
dan kini kamu menghilang setalah hampir 3 tahun aku menumpahkan semua isi hati ku padamu?
Aku Benci Kamu!
wahai flashdisk ku yang hilang entah kemana

Selasa, 17 Januari 2012

#6 #15HariNgeblogFF - "Ada dia di matamu"

Menjalin hubungan dengan jarak yang tidak cukup di tempuh dalam waktu setengah jam memang menjadikan sedikit hambatan. Di bilang LDR pun tidak, namun hubungan kami pun terpisahkan jarak Tangerang-Jakarta.
Aku tidak bisa melihat kesehariannya setiap hari. Bagaimana ia di sekolah, bagaimana ia dengan teman-temannya.
10 Bulan sudah berlalu, hubunganku dengan, sebut saja namanya Dipta.
Berjalan baik-baik saja, sebagaimana hubungan yang normal.
Jadwal kami bertemu biasanya di hari minggu atau hari libur lainnya.
Namun setiap malam dipta selalu menelponku. Mendengar suaranya mampu mengobati sedikit rasa rindu ku padanya. Ya, hanya sedikit saja.

Kalau menceritakan bagaimana sosok Dipta, mungkin akan berjam-jam kalian mebaca ini. Satu kalimat yang ku gambarkan untuk Diptaku, "ia begitu penuh pesona". Sosoknya tinggi, putih dan rambutnya memiliki poni. Sikapnya.. Ah begitu manis sekali.
Namun, setelah hubungan kami masuk bulan ke-10. Sikapnya mulai dingin. Mulai berubah, saat aku sengaja membuka facebooknya dengan password yang ia berikan, aku melihat sebuah message dari seorang adik kelas perempuannya.
Jadwal bertemu kami pun semakin tidak teratur, setiap malam pun dia sudah tidak menelponku, kalaupun menelpon pasti hanya sebentar saja.
Entahlah apa yang membuat dirinya berubah menjadi sosok yang membosankan.
Teman-temannya pun memberi tahu bahwa ia sedang dekat dengan orang lain.
Saat itu aku tahu, Dipta berubah karena ada yang lain di hatinya.

Siang ini aku janjian bertemu dipta di sebuah tempat makan favorit kami berdua. Dan saat itulah aku melihat tatapan lain dari matanya.
Bukan aku,
Aku melihat dia di matanya.
Aku tidak tahu siapa, mungkin dia yang menyebabkan perubahan sikap dipta selama ini.
hari itu, dipta memutuskan hubungan kami dengan alasan "aku sayang sama orang lain" sambil menunjukkan foto seorag perempuan
Dan orang di foto itu lah yang ada di tatapan dipta.

Minggu, 15 Januari 2012

#5 #15HariNgeblogFF - "Jadilah Milikku, Mau?"

Tergetar cukup kencang hati ku setiap melewati tempat ia tinggal untuk sementara itu. Mata ku secara otomatis mengarah dan melihat ke arahnya. Tanpa berkedip aku memandangnya. Keindahannya sungguh luar biasa, tidak dapat di ungkapkan dengan apapun. Sering kali secara sengaja aku melewati tempat itu hampir tiga kali selama seminggu, hanya untuk melihatnya apakah ia masih setia menunggu kedatanganku disitu? Apakah ia masih menunggu ku untuk akhirnya meminta dia menjadi milikku?

Dua bulan sudah ia menunggu ku. Aku pun sangat ingin cepat-cepat datang padanya dan meminta ia agar menjadi milikku selamanya, dan akan berjanji bahwa aku akan selalu menjaga nya dengan baik. Namun apalah daya, Uang ku belum cukup banyak untuk memberanikan diri datang padanya. Jika aku nekat datang kesana dengan membawa uang sedikit, sudah pasti lah aku akan di tolak mentah-mentah. Dan itu hanya membuatku malu saja.
Aku bekerja dengan keras untuk mendapatkan sejumlah uang agar cukup untuk datang ke tempat itu lalu meminta ia menjadi milikku. Sampai pada suatu hari, uang ku sudah terkumpul. Alhamdulillah hari ini aku gajian, dan sepertinya uang tabunganku sudah cukup. Tanpa banyak mengulur waktu aku segera datang ke tempat itu, lega sekali rasanya. Melihat dia baik baik saja disana. Masih tetap cantik seperti hari pertama aku melihatnya, masih sama indahnya seperti saat pertama aku jatuh cinta padanya. Aku memandangnya puas tanpa berkedip, tangan ku menyentuh dia, seolah-olah ia pun memanggilku untuk segera memiliki ia seutuhnya.
"Jadilah Milikku, Mau?" tanyaku dalam hati.
ia memancarkan kilauannya, seperti memberi isyarat bahwa ia mau menjadi milikku.
Segera aku berjalan menuju orang yang selama ini menjaganya.
"mbak, aku jadi ambil yang ini" kataku pada mbak mbak penjaga toko cincin itu dan tersenyum puas pada ia, cincin berwarna perak dengan 3 mata berkilau di atasnya. "Sangat cantik.." Kataku lagi dalam hati.

#4 #15HariNgeblogFF - "Aku maunya kamu, TITIK!"

hampir 700 hari lebih aku menjalani kisah kasih bersama Reihan, terbilang aku resmi menjadi pacarnya saat tanggal 1 Februari 2008 sampai sekarang tanggal 31 Januari 2010. Perjalanan kisah cinta aku dengannya terbilang lancar dan mulus seperti jalan tol, meski pun terkadang ada kemacetan di tengah jalannya karna beberapa masalah yang menjadikan kita berdua menjadi bertengkar, tentunya pertengkaran di antara kedua insan muda yang sedang berpacaran wajar bukan?

Besok hari anniversary pacaran kami yang ke-2 Tahun. Inginnya sih besok menjadi hari yang spesial dan takkan terlupakan seperti saat Reihan memberikan ku kejutan di hari Anniversary pada tahun pertama.
Sepertinya mustahil, aku lupa. Hubungan ku dengan Reihan akhir-akhir ini sudah tidak baik, komunikasi menjadi jarang, untuk bertemu apalagi. Bahkan untuk Reihan ingat kalau besok anniversary kami pun sudah sangat senang.
***
"Happy anniversary 2 years" aku membaca isi pesan singkat dari Reihan. Singkat sekali kataku dalam hati.
Aku tidak membalas pesannya, lalu tak lama kemudian ia menelponku "happy anniversary darl, siap-siap ya nanti sore kita jalan, aku mau ngomong sesuatu" suara Reihan disana seperti tidak bersemangat.

Sore Hari nya,
Reihan memarkirkan mobil toyota yaris berwarna putihnya di depan teras rumahku. Dengan setelan kaos berkerah warna putih dengan celana jeans panjang Reihan terlihat maskulin.
Tidak lama-lama dan tanpa berbasa basi aku pun masuk kedalam mobilnya dan Reihan mengarahkan mobilnya ke Sebuah Resto makanan jepang.
Sesampainya disana, reihan berjalan mengarah meja bernomor 2. Namun, ada sebuah wanita cantik duduk disana dan anehnya ia menyambut kedatangan kami. Dan Reihan mencium kedua pipinya. Apa maksudnya ini?! Lidahku kelu tidak bisa berkata sepatah kata apapun. Siapa wanita ini? Seenaknya saja dia di cium oleh pacarku.
Aku terkejut. Reihan mengenalkan wanita itu sebagai tunangannya padaku. Dan wanita itu, Dhifa namanya. Bilang kalau mereka sudah 6 bulan bertunangan. Itu tandanya? Aku sudah 6 bulan juga di khianati.
aku menahan tangis ku keluar "oke rei, nggak usah lama-lama. Kamu pilih aku atau dia?" tanyaku tegas padanya.
Ia menggenggam erat tangan wanita itu "aku pilih kamu" begitu katanya.
"yang jelas rei, pilih aku atau dia?!" tanyaku setengah membentak.
"Aku pilih kamu, titik" begitu katanya, namun kalimatnya belum selesai. Ia meneruskan kalimatnya.
"Aku pilih kamu, yang mutusin hubungan kita" ungkap Reihan tegas.

Sabtu, 14 Januari 2012

#3 #15HariNgeblogFF - "Kamu Manis, Kataku"

Seperti biasa, setiap malam minggu layaknya remaja seumuranku pasti selalu memanfaatkan waktu untuk sekedar refreshing bersama pacarnya. Namun setiap malam minggu aku hanya dirumah saja. Menunggu sang pacar datang kerumahku. Pukul 19.00 biasanya Andri sudah datang, memarkirkan motor bebek gagahnya berwarna hitam mengkilap itu di teras rumahku.

Namun, malam ini sudah pukul 19.00 lewat belum ada tanda-tanda kedatangannya dengan bunyi khas yang di keluarkan dari knalpot racing motornya itu. Aku menunggunya suntuk di dalam kamar, biar saja nanti orang rumah yang memberi tahu ku kalau andri sudah sampai.

astagaaaa aku ketiduran, segera aku melangkah keluar kamar.
"Andri udah dateng tuh, tapi belum lama kok" kata kakakku
Tanpa banyak omong aku langsung keluar menuju teras depan rumah. Tapi langkahku terhenti, aku berusaha menyimak obrolan andri dengan seseorang. Entah siapa itu, aku mengumpat di balik pintu ruang depan sambil mendengar samar-samar suara andri yang berbicara dengan penuh kelembutan dan sangat mesra itu. Keringat dingin bercucuran, tangan ku dingin. Aku merasa takut andri mengkhianatiku.
"hey, cantik... Kamu putih banget ya, lembut banget aku sentuh, kamu malah makin manja, mata kamu bulat berwarna biru ah manis sekali ya kamu" Kata Andri, aku mendengarnya jelas ia berbicara seperti itu, tapi bukan kepadaku. Karna jelas-jelas aku ada di dalam sini.
Sontak aku menahan rasa sakit ku mendengar andri pacarku mengatakan itu kepada siapa entah aku tak tahu orangnya. Tanpa lama-lama aku kemudian keluar dari balik pintu dan segera mendatangi andri yang duduk di kursi bambu teras rumahku untuk meminta kejelasan dengan apa yang ia ucapkan barusan.

Tiba-tiba langkahku terhenti lagi berjarak 3 langkah sebelum sampai di dekat andri persis. Aku tersenyum, menahan tawa dan rasa malu.
Andri sedang bermain main dengan kucing persia ku yang berbulu putih bersih ternyata :)

Jumat, 13 Januari 2012

#2 #15HariNgeblogFF - "DAG DIG DUG"

Mencintai dan Di cintai adalah hal paling menyenangkan di dunia ini. Terlebih lagi, orang yang kita cintai juga mencintai kita. Hmm, rasanya indah sekali dunia ini ya?
Seperti halnya aku, 6 bulan menjalani hari hari terasa indah dan sangat berwarna dengan seseorang yang ku cintai. Namun, aku tidak tau apakah sebenarnya dia juga mencintaiku atau tidak. Tetapi, sikapnya membuatku bisa mengambil kesimpulan bahwa dia pun mencintaiku. setiap pagi ia sudah ada di depan pintu gerbang rumah ku untuk mengantarku kuliah. Dia seniorku di kampus, satu fakultas yang sama denganku. Kedekatanku dengannya berawal dari acara Ospek mahasiswa/i baru di kampus. 6 bulan berjalan tanpa status dengannya. Ia sering mengatakan "aku sayang kamu" dan mengecup mesra keningku ketika aku akan turun dari mobilnya. Namun ketika aku bertanya status apakah yang sekarang ini kita jalani, ia selalu berkata "kita kan udah gede, apa harus pake status gitu? Klo kita saling cinta dan nyaman dengan hubungan ini? Kenapa nggak di terusin? Terus klo kita pacaran dan aku nggak bisa menuhin semua keinginan kamu gimana?" suasana seketika menjadi tegang saat persoalan ini ku bahas. Namun, aku percaya tidak ada wanita lain yang juga sedang dekat dengannya. Karna hampir setiap hari dari pagi sampai malam aku selalu bersamanya kecuali saat jam kuliah berlangsung.
Sudah hampir 1 bulan aku tidak melihatnya di kampus, teleponnya di alihkan, sms tidak satupun di balas.
Sampai suatu hari saat hari ulang tahunku tiba, telepon genggamku berdering dan ada nama nya di layar handphoneku.
Sontak aku deg-degan dan langsung mengangkat telpon itu "hai, happy birthday ya" katanya.
"iya makasih ya kamu masih inget. kamu kemana aja sih rei?aku kangen. Kamu kemana? Sms nggak di bales, telpon mailbox terus, di kampus juga nggak pernah ada, kamu sakit? Sakit apa?" aku melontarkan pertanyaan bertubi-tubi
dia diam beberapa detik, lalu akhirnya menjawab "tha, maaf ya. Tolong bilang klo kita ini nggak ada hubungan apa-apa. Di sebelah aku lagi ada pacar aku, lusa aku sama dia akan tunangan. Tolong ya bilang sekarang klo kita nggak pernah ada hubungan apa-apa."
Sontak air mata ku menetes dan lama kelamaan semakin deras, jadi ini sebabnya selama ini dia tidak memberiku kabar? Dan ini sebabnya ia tiba-tiba menelponku? Namun kenapa ia harus mengucapkan ini di hari ulang tahunku? Dadaku langsung sesak, dan telepon genggam yang baru saja ku pegang terjatuh entah kemana, aku lemas.

Kamis, 12 Januari 2012

#1 15HariNgeblogFF - "Halo, siapa namamu?"

Aku menunggunya disebuah resto kecil, disalah satu tempat di Jakarta yang biasanya di kunjungi anak muda seumuranku.
Aku duduk di meja nomor 12 menunggu teman facebookku untuk 'kopi darat' sambil menyeruput ice lemon tea yang sudah ku pesan beberapa menit lalu. Bolak balik aku menengok jam tangan yang ku kenakan di lengan kiri ku. pukul 17.25 itu berarti sudah 25 menit aku menunggunya disini. Namun ia tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.
Aku memandang wajah cantiknya di layar iPad yang ku bawa "Peri Cantik" begitulah nama yang tertera di display facebooknya.
Tidak lama kemudian ada seorang wanita menghampiriku. Akhirnya gadis cantik yang ku tunggu sudah datang. Aku yakin itu pasti si peri cantik, jelas sekali! Wajahnya sama persis seperti yang ada di foto profile facebooknya. Ia tampak anggun mengenakan celana legging hitam dan mini dress abu-abu dipadukan dengan high heels casual yang ia pakai di kaki jenjangnya.
"hai kamu benar peri cantik?" tanyaku
"iya :)" jawabnya dengan senyum simpul di bibirnya.
Setelah kurang lebih 1 jam kami berbicara dan mengobrol ringan sambil mencicipi makanan dan minuman di resto ini lalu peri kecil pun pamit pulang. Aku mengantarnya sampai ia mendapat taksi saat itu, sambil menunggu taksi pesanannya, terbesit di kepalaku untuk menanyakan siapa nama asli gadis cantik yang bersamaku ini.
"hmm, peri kecil. Bolehkah aku tahu namamu?rasanya kurang enak klo aku terus memanggilmu dengan panggilan ini" tanyaku gugup
Namun wajahnya seketika berubah yang tadi nya ceria menjadi muram
"namaku, verronica desandra"jawabnya singkat lalu segera berlari ke arah taksi pesanannya yang sudah datang.
Tak sempat aku mengejarnya, taksi itu sudah berlalu cepat.
Aku pun kembali ke dalam mobilku, didalam mobil aku masih terdiam sambil mengingat obrolan-obrolan hangat dengan peri kecil sore ini. Tiba-tiba, ada dorongan kecil di hatiku untuk membuka profile facebook verronica alias si peri kecil itu, berharap ia langsung mengupdate statusnya tentang pertemuannya denganku sore ini.
saat melihat profile facebooknya, jantungku seketika mau copot saat melihat teman-teman dari si peri kecil mengucapkan turut berduka cita atas kepergiannya siang itu.
Jadi? Yang barusan ku temui itu benar peri kecil? yang telah meninggal dalam kecelakaan mobil siang hari tadi ?!

Rabu, 04 Januari 2012

Pesawat Dari Kertas



Aku ingat, dulu aku di ajarkan oleh guru ku untuk membuat prakarya dari kertas origami. Akhirnya aku pun bisa menciptakan karya karya dari kertas. Seperti burung, pesawat, baju, dan perahu. Namun kini, aku bahkan lupa bagaimana menyusun, melipat, menekuk kertas kertas untuk menjadikannya prakarya lagi, aku hanya bisa membuat perahu dan pesawat terbang dari kertas sekarang.
Suatu hari, saat larut malam aku terbangun dari mimpi indahku. Mimpi indah sekali, aku bermimpi disaat kecil aku dan mama sering sekali bermain pesawat pesawatan dari kertas. Entah itu hanya mimpi saja atau dulu aku dan mama memang sering bermain seperti itu. Entahlah, aku bahkan lupa bagaimana rasanya menjadi anak kecil. Aku bahkan lupa kenangan kenangan indah ku dan kebiasaanku waktu dulu.
Kemudian aku mengambil secarik kertas yang ku robek dari salah satu buku di meja belajarku. Aku menuliskan surat. Surat untuk siapa? Pastinya untuk seorang spesial yang baru saja membangunkan ku, seorang wanita hebat yang hadir di mimpi indahku barusan. Mama. Ya.... Aku menulis surat untuknya.
Menulis beberapa baris, tentunya untuk mengungkapkan rasa rinduku yang sudah tak tertahankan kepadanya. Rasa rindu yang teramat besar, yang begitu hebat.
Jangan tanyakan, apa isi surat itu. yang pasti air mata ku menetes saat menuliskannya.
Setelah surat itu selesai kemudian aku melipat kedua bagiannya, aku membuat prakarya favorit ku dulu. Pesawat terbang!
Mungkin mimpi tadi sekaligus mengingatkanku pada prakarya favoritku dulu. Aku pergi keluar rumah, dan menerbangkan pesawat itu dengan sekuat tenaga, aku ingin surat yang ku tulis di kertas pesawat kertas itu bisa terbang jauh sampai ke tempat mama tinggal. Terbang jauh sampai ke surga...