Rabu, 31 Oktober 2012

Hujan Akhir Oktober



Gemericik air dari langit turun semakin deras.
Hujan tak juga reda dari sore tadi.
Hujan yang sama masih menuliskan kamu.
bercampur bau tanah basah dan rindu yang semakin menggebu.
Sempat menunggumu ditempat biasa kita bertemu.
Ditempat dimana terjadinya sebuah pertemuan sederhana.
Ditempat dimana kedua mata bertatapan. Kedua bibir terbuka dan saling mengungkap rasa.
Rasa yang begitu indahnya. Cinta.
Ditempat dimana sebuah penyesalan berawal.
Ditempat dimana kedua hati berserakan dan terbukalah beberapa luka yang hingga kini masih menganga.
Aku berdiri cukup lama.
Berharap hujan yang sama akan kembali mempertemukan kita.
Menunggu hujan sedikit reda atau menunggu datangnya senja.
Aku tetap berdiam diri.
Menyilangkan kedua tangan berusaha menghangatkan tubuhku sendiri.

Menikmati rasa dingin yang merusuk kedalam tulang.
Dan membiarkan rasa sepi mulai menjalar.
Kita pernah sama-sama ada disini.
Menunggu hujan, menerobos hujan dan menggenggam erat jemari untuk membunuh sepi.
Tapi, kali ini berbeda.
Nyatanya, aku sendiri tanpa kamu disini.
Kamu yang sudah lama pergi.
Kamu yang takkan kembali.
Dan separuh hatiku yang belum sempat kau kembalikan.
Masih kah kau simpan?

Dalam rendah suhu, pedih seperti mengembun.
tak mampu mengemban angan yang tertinggal.
Tanyaku tak berujung sebuah jawab.
Tanya yang tak pernah tersampaikan.
Tanya yang hanya mampu membangkitkan rasa penasaran.
Entah, dimanakah kamu yang ku kenal dulu.
Yang pernah ada ditempat ini, memberikan sebuah kemeja panjangmu padaku.
Memberikan satu pasang jas hujanmu padaku.
Mengusap kedua tanganmu, dan menempelkan di pipiku.
Hingga tanpa sadar, sang waktu lah yang membuatmu berubah.
Sang waktulah yang membuatmu jauh.
Dan sang waktulah yang membuatmuangkuh.

Sesal?
Rasanya seumur hidupku penyesalan ini takkan pernah lunas terbayar.
Menyesali apa yang tidak seharusnya ada.
Menyesali betapa bodohnya aku.
Begitu cepat terjatuh kedalam sebuah permainanmu.
Memberi sepenuh hati dan disakiti berulang kali.
Memberi seluruhnya rasa percaya, yang selalu kau balas dengan berbagai dusta.
Memberi seutuhnya harapan, yang kau balas dengan memberiku sepahit-pahitnya kenyataan.

Kembalikan separuh hatiku yang kau bawa pergi.
Kembalikan seluruh kekuatanku untuk berdiri tanpamu lagi.
Sudah seharusnya kita saling berjalan berjauhan, kembali pada dua arah yang berbeda.

Hujan di akhir Oktober ini.
Menjadi saksi, untuk terakhir kalinya aku mengingatmu ditempat awal kita bertemu.
Kini aku akan mengingatmu sebagai apa yang seharusnya aku lupakan. Sesederhana itu.

Tidak ada komentar: