Senin, 23 Januari 2012

1 Tahun Tanpamu

selamat malam para blog walking :)
Terimakasih sudah berkunjung dan meluangkan waktu sedikit untuk membaca postingan saya ini.

Lagi lagi dan lagi saya ingin membahas tentang suatu hal yang sampai saat ini masih ada sedikit kepedihan di dalam hati yang saya rasakan.
Hidup 1 tahun setelah kepergian mama memang nggak mudah, lebih tepatnya malah sangat sulit.
Sampai detik ini, saya sering berharap. Bahwa suatu hari nanti mama saya akan kembali lagi, dan bilang kalau selama ini mama hanya menguji, mama hanya mendidik aku supaya belajar mandiri dan lebih baik lagi. Seperti adegan di beberapa film yang pernah ku tonton.
1 tahun setelah meninggalnya mama, aku tinggal bersama papa, kaka dan kakek nenekku.
Tinggal bersama orang yang mungkin boleh ku bilang 'asing' memang pilihan yang agak mengkhawatirkan. Walaupun mereka masih menjadi bagian keluarga, terlebih ayah dan kakakku yang masih ada hubungan darah yang sangat erat denganku.
Namun lagi lagi ini tak mudah, selama kurang lebih 7 tahun aku hanya tinggal berdua dengan mama, lalu kini aku kehilangannya dan harus tinggal bersama orang baru di lingkungan keluarga yang baru.
Nenekku mendidikku dengan agak keras, seperti adat dan cara berbicara nya yang sedikit keras dan terkadang agak kasar.
Sering kali aku tidak kuat dengan caranya mendidikku, sering kali aku mempunyai niat untuk kabur dan pergi dari rumah ini, namun selalu. Mama yang mungkin menghalanginya, mama yang selalu menjadikan ku kuat dengan semua ini.
Sering kali, aku merasa kesal bahkan mungkin menyimpan sedikit rasa dendam pada papa karna sikapnya yang terkadang kumat menjadi sangat tidak menyenangkan, ingin sekali aku memakinya, namun selalu. Mama yang membuat ku tidak melakukan hal itu.
Sering kali, aku menangis di pojokan kamar, di balik bantal. Aku menangis sekeras kerasnya dan meredam suara tangisanku dengan bantal, entah karna aku tidak kuat berada di rumah ini, dengan segala hal baru, kebiasaan baru, anggota keluarga baru atau mungkin aku menangis karna tidak dapat menerima kenyataan bahwa kini aku sudah pincang. Pincang dalam arti, mama yang selama ini menopang hidupku, menopang aku untuk selalu berdiri tegar sudah tiada lagi. Namun selalu, mama satu satunya alasan selama ini untuk aku menghapus air mata ku.

Mama, saat aku merasa lelah menghadapi semua kerasnya kehidupan. Cuma mama satu-satunya alasan kenapa aku bertahan sampai detik ini.
1 tahun, bukan waktu yang sebentar
Tapi, rasa sakit ini masih selalu ada klo ingat saat saat terakhir di ruangan ICU sampe mengantar jenazah mama kerumah dengan mobil ambulans.

Sedih rasanya, klo dulu selalu cerita dan ngelakuin semua hal sama mama, tapi sekarang. Cuma sendirian.
Klo dulu lagi sakit, selalu ada mama yang nolongin. Nyuapin makan, nyuruh minum obat, nganterin ke dokter. Tapi sekarang? Cuma sendirian.

Walaupun disini nggak tinggal sendirian. Masih ada papa, kakak, kakek dan nenek. Tetep aja rasanya beda.
Nggak semua hal bisa di ceritain ke mereka.
Nggak semua hal bisa minta tolong ke mereka.
Kangen banget rasanya ma,
Pengen peluk mama
Pengen cium mama
Pengen pegang pipi mama
Pengen ngelus rambut mama
Pengen tinggal berdua sama mama lagi.
Rasanya lebih tenang ma, lebih bikin hati seneng klo ada mama disini.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

tuh kan, ngocor lagi dah nih air mata. hehe...