Minggu, 25 September 2011

FLASHBACK (Part 2)

jujur, saat malam itu. Sebelum aku pulang. Aku ingin sekali mencium pipi nya. Tapi entah dorongan perasaan apa, yang membuat aku mengurungkan niat untuk menciumnya. Aku hanya cium tangannya.
Sesampai dirumah. Aku tidak bisa tidur, sekalinya aku tertidur pun karna ada beberapa bunyi telpon berdering namun setelah diangkat, telpon itu langsung mati.
sampai akhirnya aku tertidur.

20 JANUARI 2011
Aku terbangun tepat jam alarm ku berbunyi.
Saat aku sedang bersiap siap menyiapkan seragam untuk ke sekolah. kakak ku menelpon nenekku. Dia bilang dengan tergesa gesa dan suara agak kecil karna sudah terisak tangis. "cepetan kerumah sakit! Mama udah koma di ICU, nafasnya udah engap engapan".
Aku yang sepertinya tahu ekspresi nenekku, langsung lemas, terduduk di sofa. Terisak tangis. Entah pikiran ku terbawa melayang sampai mana.
Semua orang rumah langsung bergegas menuju rumah sakit. Begitu juga kedua om-ku.
Sesampai disana aku langsung membuka pintu ruang ICU dengan perasaan tak karuan.
Yap kakakku langsung keluar saat kami semua masuk, mata nya sembab, bahkan masih terus meneteskan air mata. Mungkin saat itu dia butuh waktu untuk menenangkan diri.
Saat melihat mama terbaring lemas dan pucat di atas tempat tidur dengan segala alat dan kabel yang melekat di badannya. Air mata ku tumpah seakan hujan turun langsung deras, tanpa ada rintik rintik gerimis.
Napasnya di pompa dengan alat rumah sakit, kaki nya sudah kaku, sudah dingin dan kuku jari nya pun sudah biru.
Aku berdiri di sampingnya, melafalkan 'la illaha ilallah' tanpa henti seakan menuntunnya untuk mengucapkannya juga. saat itu wajah ku hanya berjarak 1cm-2cm dengan wajahnya karna aku melafalkan kalimat itu tepat di telinganya. Masih tercium dan terdengar nafas mama yang sedikit sedikit dia hembuskan dengan bantuan alat. Lalu aku pindah tempat ke sebelah kanan mama, membacakan surat yasin di dekat telinga nya juga. Tapi belum selesai aku membacakan surat yasin sampai habis. Nenek dan salah satu suster yang menjaga mama ku saat itu bertatap muka, mata nya bertemu. Dan suster mengatakan kalimat yang bisa saja membunuhku juga saat itu, yang bisa juga mengehentikan detak jantungku saat itu. "maaf, ibu ini udah ga ada". Sambil melirik mama ku.
Tahukah kamu teman, saat itu juga satu ruang ICU terpenuhi oleh jerit suara ku, jerit tangis ku. Bahkan mungkin dengan suara jeritanku bisa menyadarkan orang orang yang sedang koma di dalam ruang ICU itu.
Kamu tahu apa yang ku rasakan saat itu? Sungguh tidak dapat di ungkapkan. Pedih, sakit, sesak, semua nya gelap, semua nya berakhir. Pikiran ku kacau.entah ini hanya mimpi atau memang nyata? Entah ini hanya akting atau memang benar adanya. Lalu nanti setelah ini aku akan tinggal bersama siapa? Sempat merasa dunia ini tidak adil. Atau memang benar ada nya bahwa dunia ini tidak adil? Tapi kamu tidak akan pernah merasakan kehilangan sebelum kamu sendiri merasakannya.
Kehilangan separuh dari jiwa kamu.
Satu yang sangat ku sesali saat itu. Kenapa aku tidak menjaga nya malam itu dirumah sakit?kenapa aku malah pulang?kenapa aku tidak mencium nya saat pamit pulang? Namun demi allah aku ikhlas. Menjalankan semua cobaan yang tidak pernah berhenti datang untuk menguji ku.

Tidak ada komentar: